Bos Penyelundupan Penyu di Jembrana Masih Diburu Polisi

saranginews.com, Jembrana – Polisi di Jembrana, Bali masih menyasar para penyelundup penyu yang membayar penjahat untuk menangkap satwa dilindungi tersebut.

“Setelah terungkapnya peristiwa penyelundupan penyu terbaru, pelaku yang ditangkap mengaku datang atas perintah seseorang. Kini orang tersebut kami targetkan untuk melanjutkan kasus ini,” kata Kapolres Jembara AKBP Andang Tripurwanto, ujarnya. pepatah Dari Antara, Rabu (5/6).

Baca Juga: Masyarakat Penyuluh Keagamaan Gelar Penanaman Sejuta Pohon, Kampanye Teologi Lingkungan

Reserse Polres Jembrana masih mengumpulkan bukti-bukti untuk menangkap oknum yang mensponsori perburuan penyu tersebut sehingga bisa mengidentifikasi tersangka yang terlibat dalam kejadian tersebut.

Kapolres mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam terhadap orang-orang yang terlibat penyelundupan penyu.

Baca Juga: Penyuluh Pertanian Siap Dukung Petani Hadapi Musim Tanam

Saat itu, para pihak mengaku perempuan asal Kabupaten Jembrana membawa penyu ke Denpasar dan mendapat gaji Rp 1,5 juta.

“Kami akan ganggu kehidupan siapa pun yang terlibat dalam penyelundupan penyu, kami akan selidiki, jika terbukti akan diambil tindakan hukum lebih lanjut,” ujarnya.

Baca juga: Pengiriman 184 Ribu Rokok Ilegal Dihentikan, Bea Cukai Batam Ambil Tindakan Terakhir

Dalam kasus terbaru penyelundupan 12 penyu, Satpol Laut dan Satreskrim Jembrana telah menangkap empat orang dengan peran berbeda.

Keempat pihak yang terlibat adalah T (44), seorang nelayan asal Desa Pengambengan yang biasa berburu penyu, dan SK (24) asal Desa Lolon Barat yang merupakan mantan sopir angkutan penyu yang terlibat dalam kasus tersebut. dengan SEBAGAI. (23) asal Desa Kupel dan KS, 36 tahun, asal Desa Melaya yang bertugas menjaga penyu di dalam mobil.

Sementara itu, Hasanul Husna, dokter hewan dari Jaringan Hewan Indonesia (JSI), mengatakan penyelundupan penyu ke Bali sangat mengkhawatirkan karena jumlahnya bisa mencapai ratusan orang setiap tahunnya.

Dia mencontohkan JSI ikut melakukan pengujian dan rehabilitasi sekitar 100 ekor penyu selundupan pada tahun 2023.

“Ini merupakan jumlah penyelundupan yang sangat besar dalam setahun dan jumlah itu juga berdasarkan penyelundupan yang terungkap,” ujarnya.

Menurut Hasnaul, di perairan laut di Kabupaten Jembrana terdapat makanan bagi penyu sehingga hewan tersebut kerap mengelilingi perairan tersebut.

Ia mengatakan, karena pemburu penyu kejam terhadap hewan, maka penyelundupan tidak terkendali, bukan hanya karena pemburu, tetapi juga karena penyelundupan dihentikan oleh pihak berwenang, bahaya kepunahan hewan semakin meningkat.

Hasnaul mencontohkan puluhan ekor penyu yang ditemukan Polres Jembrana beberapa waktu lalu, mengatakan, satu ekor penyu masih dirawat karena organ vitalnya terlepas akibat terlalu lama berada di tanah.

Artinya, penyu lebih besar kemungkinannya untuk mati karena tidak bisa melarikan diri sehingga turut meningkatkan laju kepunahan. Sekalipun penyu tersebut sedang dalam masa reproduksi dari segi usia, ujarnya. (antara/jpnn)

Baca artikel lainnya… Kubu Hasto merasa pasal yang digunakan polisi kerap digunakan oleh penjajah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *