Perkenalkan Kamus Obat Elektronik, Klinik Pintar Dorong Transformasi Layanan Farmasi

saranginews.com, JAKARTA – Peresepan obat merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh seluruh tenaga kesehatan.

Publikasi tahun 2008 di Qual Saf Health Care oleh Kuo GM, Philips RL, Graham D, dan rekannya melaporkan bahwa hampir 70 persen kesalahan pengobatan di layanan primer disebabkan oleh kesalahan peresepan.

BACA JUGA: Mendorong inovasi di industri farmasi, Daewoong meluncurkan komunitas talenta global

Arahan tersebut dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik, setiap instalasi farmasi wajib memiliki data referensi untuk informasi obat dan efek sampingnya.

Sejalan dengan komitmen tersebut, Klinik Pintar dan PT Infocom Global Indonesia merilis Kamus Obat Elektronik yang dikembangkan dengan mengintegrasikan data dari sistem informasi obat RxPERT.

BACA JUGA: Aurogen Pharma Indonesia akuisisi 17 merek, pasar farmasi lokal semakin kompetitif

Fitur RxPERT dibangun pada Smart Clinic Electronic Medical Record (RME) yang menampilkan informasi obat langsung di rekam medis pasien beserta pemeriksaan interaksi obat secara otomatis tanpa perlu membuka referensi tersendiri di sistem lain.

Sama Smart Clinic merupakan solusi terpadu bagi klinik untuk memperkuat diri dengan mendukung teknologi sistem rekam medis elektronik dan manajemen kerja klinik yang lebih baik.

BACA JUGA: Dokter, Tenaga Kesehatan dan Farmasi Gelar Konsolidasi Perolehan Ganjar-Mahfood di TKRPP

“Kami merancang aplikasi Smart Clinic sebagai platform di mana solusi dari berbagai mitra farmasi klinis dan solusi kesehatan digital lainnya dapat diintegrasikan ke dalam platform kami, untuk bersama-sama memberikan manfaat besar bagi pasien. “Dan hari ini kami memulai integrasi ini dengan RxPert milik PT Infocom Global Indonesia yang diintegrasikan langsung ke dalam rekam medis elektronik – aplikasi Smart Clinic,” ujar Harja Bimo, Chief Executive Officer Smart Clinic pada peluncuran kamus e-medicine di Jakarta. acara bertajuk “Transformasi Pelayanan Kefarmasian di Klinik dengan Kamus Kedokteran Elektronik” Kamis (30/5) lalu.

Perkembangan ilmu kedokteran yang pesat dan tak terelakkan telah memunculkan sistem pendukung keputusan klinis (CDSS). Sistem ini diperkenalkan ketika komputer generasi pertama lahir.

Sistem ini dapat membantu profesional kesehatan mengambil keputusan klinis dengan menganalisis berbagai data pasien, termasuk hasil tes saat ini dan sebelumnya, riwayat alergi, penyakit sebelumnya, dan obat yang diminum sebelumnya.

“Hasil analisis ini memudahkan tenaga kesehatan untuk memberikan pengobatan lebih lanjut yang lebih efektif dan aman dibandingkan efek samping yang tidak diinginkan,” kata Dr. Agus Mutamakin, M.D. selaku salah satu panelis yang merupakan perwakilan dari Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). (Jumat /jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *