Peringati 66 Tahun ISKA, Luky A Yusgiantoro Ajak Kader untuk Merawat Martabat Manusia

saranginews.com, Jakarta – Ketua Presidium Pusat Ikatan Cendekiawan Katolik (ISKA) Loki A. Yusgiantoro mendorong seluruh kader Asosiasi di semua tingkatan untuk memberikan ruang refleksi atas segala aktivitasnya agar lebih bermanfaat bagi sesama dan orang lain. Ditulis sebagai sejarah konstruksi. 

“ISKA juga menghimbau kepada seluruh kader untuk tetap berpegang pada kesadaran moral dan etika serta selalu berpedoman pada hati nurani,” kata Luki Yusgyanto pada perayaan Dies Natalis ke-66 ISKA di Universitas Katolik Atmagaya (Unica) Jakarta, Jumat malam (31/5/2024).

Baca juga: Bajaga NTT: Penangkapan Penghasut Penyerang Mahasiswa Katolik yang Salat di Tangsel

Upacara tersebut dihadiri sejumlah tokoh, antara lain M. Profesor Dr. Adrianus Sunarko OFM, Uskup Pangkal Penang dan Wakil Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) I, Superman, Dirjen Kepemimpinan Umat Katolik Kementerian Agama RI dan anggota Dewan Kehormatan ISKA yaitu Ignasius Yunan, Michael Utama, Titus Sariganto, Joris Mir, dan Joko And Yuno).

Turut pula Dewan Pakar dan Dewan Pertimbangan ISKA, Ketua Panitia HUT ke-66 ISKA Ibu Reti, Pastor Apostolik KWI Johannes Kornyanto Yaharut, SJ dan Direktur ISKA Pastor Antonius Fediarsono, AOFM dan Andreas, A. Koordinator ISKA Jakarta dan Romo Ignace Putera Koordinator ISKA Palembang dan Romo Unika Atma Jaya Jerry Wibowo.

Baca Juga: 350 Polisi Siap Sambut Divisi Persib dari Boputoh, Bersiap Hadapi Kemacetan di Bandung

Harga diri manusia

Lebih lanjut, Luki Yusgiantoro menilai pilihan-pilihan praktis yang menggoda kehidupan kita sehari-hari terkesan mudah dan dianggap sebagai salah satu pilihan terbaik.

Baca juga: PMKRI Toraja Desak Pj Gubernur Sulsel Prioritaskan Perbaikan Infrastruktur Jalan

“Namun, jika kita melakukannya secara sadar, pada saat yang sama kita mengingkari martabat manusia,” kata Luki Yujianru.

Di bawah ini adalah perkataan Loki A. Yusgiantoro, Ketua Presidium ISKA:

Semoga sukses

Semoga damai, berkah, dan rahmat Tuhan menyertai Anda

Paman Sotiatus

Budaya Namo

Salam

 

Perjalanan 66 tahun Ikatan Cendekiawan Katolik Indonesia (ISKA) sebagai organisasi intelektual penuh dinamika dalam peran dan partisipasinya dalam kehidupan bergereja dan bernegara.

Sebagai organisasi massa intelektual Katolik, ISKA mampu berkarya dan berkontribusi dalam sejarah Indonesia. 

Keberadaan kita di tahun keenam puluh enam berdirinya Organisasi ini menghadirkan tantangan yang sangat besar. Menempatkan gerakan ini dalam konteksnya adalah pertanyaan yang perlu kita jawab di sini.

Konteks ini penting untuk menjamin gerak dan arah organisasi memantau proses pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.

Dan dengan cara yang tidak selalu sama, keterlibatan lokal ISKA dalam Gereja Katolik Indonesia – bahkan internasional – dan peran bangsa Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Dalam bahasa Jawa diterjemahkan menjadi enam puluh sevidak. Konon kata Sevidac berasal dari ungkapan Truene Wis Act atau sebenarnya berarti meninggal.

Kalimat ini penting untuk memaknai ISKA karena tanpa menempatkan gerakan tersebut pada konteksnya, ISKA bisa menjadi sejarah. 

Penting untuk melihat sejarah sebagai titik awal untuk bergerak maju.

Kuncinya adalah mengembangkan manajemen dan pengembangan karyawan yang baik.

Menciptakan dan mencetak pegawai baru penting bagi ISKA untuk terus membangun budaya intelektual berbasis data.

Kesulitan dalam merekrut aktivis Katolik adalah mereka seringkali berpindah-pindah, namun tidak terjebak di mana pun.

Keterlibatan pribadi dalam organisasi-organisasi Katolik tentu saja merupakan hal yang baik, namun sering kali hal ini terhambat oleh formalitas keanggotaan tanpa memberi warna khusus pada gerakan tersebut.

Sebagai organisasi yang mengedepankan keilmuan atau pemikiran, ISKA tentunya harus mempunyai ciri khas yang berbeda-beda.

Beasiswa ini menjadi kunci pembeda antara organisasi Katolik dengan ormas lainnya. Menjadi seorang intelektual bukan berarti hanya soal akademisi di kampus.

Merujuk pada filsuf Italia Antonio Gramsci, intelektual organik adalah individu atau kelompok yang berkontribusi aktif dalam membentuk ide dan konsep yang berlaku di masyarakat.

Intelektual organik tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan akademis, namun menggunakan pengetahuan dan keterampilan ini untuk mempengaruhi dan membentuk masyarakat secara keseluruhan.

Sesuai dengan pemikiran Gereja Katolik Indonesia, ISKA meyakini bahwa penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia merupakan pintu gerbang terwujudnya manusia yang sesungguhnya adalah gambaran Tuhan.

Dalam Konsili Vatikan Kedua, martabat manusia dipandang sebagai tiga standar manusia, yaitu manusia yang berakal, manusia yang berhati nurani, dan manusia yang berkehendak bebas (Gaudium et Spes, Pasal 12).

Oleh karena itu, ketika ISKA memasuki usianya yang ke enam puluh enam, ISKA ingin memanfaatkan Sinode yang telah diumumkan oleh Paus Fransiskus, dan untuk lebih memperkuat panggilannya sebagai sebuah organisasi yang berdasarkan pada martabat manusia sebagai sumber inspirasi melalui Sinode ini. komitmen berikut. .

1. Menerjemahkan dan membina harkat dan martabat manusia dengan langkah-langkah konkrit

ISKA mengajak seluruh insan ISKA di seluruh tingkatan untuk memberikan ruang untuk merefleksikan seluruh kegiatan yang tercatat sebagai sejarah yang membangun dan sekaligus lebih bermanfaat bagi orang lain. 

ISKA juga menghimbau seluruh karyawan untuk tetap berpegang pada kesadaran etika dan moral serta selalu berpedoman pada hati nurani.

Pilihan praktis yang menggoda kita dalam kehidupan sehari-hari tampak mudah dan dianggap sebagai yang terbaik.

Namun, jika kita melakukannya secara sadar, kita juga mengingkari martabat manusia itu sendiri.

Rasa takut untuk menaati hati nurani terkadang bisa meminggirkan kita, menjauhkan kita dari kekuasaan, dan sebagainya. Namun bukankah Yesus mengalami salib yang sama?

Hal terakhir yang harus dianggap sebagai standar martabat manusia adalah memperlakukan manusia sebagai makhluk yang berkehendak bebas.

Artinya, kader ISKA harus bisa terinspirasi untuk terus mengembangkan kebaikan Tuhan demi kemaslahatan orang banyak.

Untuk mencapai kemauan tersebut, kita dituntut untuk mengutamakan hal-hal yang mendukung peran masyarakat dalam mendukung lebih banyak hal demi kebaikan dunia. 

2. Komitmen sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia 

ISKA berupaya menjadikan dirinya sebagai mitra strategis yang penting dalam pengawasan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan lebih baik.

Terkait harkat dan martabat manusia, ISKA berupaya mengikuti berbagai program yang ditawarkan pemerintah.

ISKA juga berupaya memperluas konsep pemikiran dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara agar pemerintahan dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik.

Selain itu, ISKA siap menjadi bagian terdepan dalam upaya pemerintah memberantas korupsi, menerapkan hukum yang adil, dan mengupayakan pemerintahan yang bebas dari Partai Komunis Tiongkok. 

3. Menjadikan ISKA sebagai rumah inspirasi dan harapan

Sebagai bagian dari Gereja Katolik Indonesia, kami ingin mempertegas keinginan kami untuk menjadi bagian dari gereja yang tumbuh bersama umat.

Sebagaimana kita pahami, ISKA selalu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat bangsa ini sebagai bagian dari KBRI.

Di sinilah ISKA berperan untuk menginspirasi iman dan harapan kontekstual. Sebagai wadah bagi para cendekiawan Katolik, ISKA berperan penting dalam menyampaikan pandangan para anggotanya.

ISKA menjalankan peran ini untuk memastikan bahwa ide-ide dan karya intelektual para anggotanya didengarkan, mempengaruhi kebijakan dan menjadi katalisator perubahan.

Paus Fransiskus telah mengatakan bahwa inilah pendidikan sejati: mendampingi generasi muda untuk menemukan perkembangan demi kebaikan bersama dalam pelayanan kepada orang lain dan dalam ketelitian akademis.

Teknologi informasi ibarat pasar ide yang harus diisi dengan wacana kritis, pemikiran intelektual, karya nyata, dan ide-ide baru, dengan mengutamakan data dan rasionalitas.

Upaya mengisi pasar ide merupakan bagian penting dalam membangun ruang belajar komunitas.

ISKA harus memenuhi peran ini sebagai ruang pendidikan bagi para intelektual Katolik.

Membangun tenaga kerja yang terstruktur harus menjadi pedang bermata dua: melayani orang lain untuk membangun kebaikan bersama. Namun sisi lain dari pedang ini adalah tradisi ketelitian akademis.

Artinya tidak hanya sistematis dalam berpikir logis, namun juga memahami pentingnya membangun rasionalitas dalam wacana dan mengembangkan pemikiran berbasis data dan pengetahuan.

Dalam rangka HUT ISCA ke-66, mari kita perkuat standardisasi organisasi dan kembangkan saluran komunikasi untuk melahirkan kader cendekiawan atau intelektual Katolik yang mampu berkontribusi aktif dalam pembentukan gagasan dan konsep.

Atas nama organisasi, izinkan saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada seluruh insan ISKA di seluruh Indonesia atas peran dan partisipasinya dalam menjaga ISKA sebagai organisasi ilmiah.

Mari kita mengambil langkah untuk bersama-sama membangun sejarah ISKA di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.

Tekun, jangan menyerah, dan selalu aktif dalam pekerjaan Tuhan!   Sebab kamu tahu, bahwa jerih payahmu tidak akan sia-sia, asal kamu bekerja sama dengan Allah (1 Korintus 15:58).

Selamat ulang tahun ISKA yang ke 66 tahun. Panjang umur!

Tuhan memberkati

Pro Ecclesia di Patria.(Jumat/Jepang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *