Pakar Intelijen Sebut Pramuka Pemersatu Bangsa, Jangan Sampai Dibubarkan

saranginews.com, JAKARTA – Badan Intelijen Indonesia Jenderal TNI (purn) A.M. Hendropriyono mengatakan, pramuka harus menjadi kegiatan yang patut diikuti oleh pelajar di Indonesia.

Pasalnya, Hendropriyono meyakini para pemain pramuka adalah kesatuan masyarakat.

BACA JUGA: Kwarnas undang media untuk Kampanyekan posisi pramuka Indonesia Emas 2045.

“Kami berharap Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 yang membongkar mata-mata harus ditinjau ulang. Souts adalah anak-anak yang akan menjadi pemimpin generasi penerus pemilik negara ini,” kata Hendropriyono di Taman Wiladatika, Cibubur, Selasa (4/ 6 ). 

Hendropriyono mengatakan hal itu sesaat sebelum pembukaan Musyawarah Nasional Warga Jaya Indonesia VII yang dihadiri pengurus se-Indonesia. 

BACA JUGA: Tersangka Buwas, pencabutan pramuka dari kegiatan petualangan adalah upaya melemahkan Indonesia

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pertama anggota Pramuka ini memiliki kharisma warga negara. 

Mereka harus menjadi aktivis non-kekerasan sejati yang tidak terganggu di sana-sini oleh kebutuhan-kebutuhan sementara dan kepentingan-kepentingan politik elektoral.

Pada tanggal 25 Maret 2024, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menghapuskan kegiatan kepramukaan sebagai wajib di sekolah melalui keputusan menteri no. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. 

Lebih lanjut, Hendropriyono mencontohkan hasil survei Pusdatin Kwarnas Pramuk yang menunjukkan 89 persen pengguna internet dari sekitar 25.000 pengguna media sosial menentang kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 12/2024. 

Hanya 11 persen yang mendukung dari survei yang dilakukan pada 29 Maret hingga 7 April 2024 tersebut.

Sekretaris Jenderal Kwarnas Pramuka Mayjen TNI (Purn) Bachtiar Utomo mengatakan, situasi “pemusnahan” pramuka bisa diibaratkan seperti perang saudara, yaitu situasi di mana ada aktor yang mencoba memecah belah masyarakat secara tidak langsung. tapi secara tidak langsung. Kepemimpinan pengawas komunitas dapat mengenali tanda-tanda ini.

Dari sudut pandang strategis, ini berbahaya. Oleh karena itu, Kemendikbud harus mengkaji dan melanjutkan kegiatan kepanduan waktu sebagai kegiatan wajib atau memasukkannya ke dalam kegiatan bersama yang dituangkan dalam prinsip kehidupan sehari-hari, tidak hanya di media, dan harus ada orang kulit hitam yang nyata. . Pertama-tama,” kata Bachtiar.

Menurut Bachtiar, pemecatan Pramuka dari kegiatan ekstrakurikuler wajib siswa membuat Presiden Joko Widodo khawatir. 

“Presiden juga menginstruksikan Kwarnas untuk terus melanjutkan kegiatan pembinaan masyarakat melalui Pramuka, khususnya dalam kegiatan bela negara, cinta tanah air dan patriotisme,” kata Bachtiar (mcr10/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *