BP2MI Desak Kapolri Tangkap Mafia Besar TPPO, Jangan Cuma Ikan Teri!

saranginews.com, JAKARTA – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramadani mendesak Kepala Ibu Kota Listio Sigit Prabowo menindak mafia besar di balik tindak pidana perdagangan manusia (TPPO).

Sebab, Benny menilai proses hukum tidak menyentuh mafia besar.

Juga: Berikut PDIP memuji BP2MI yang menggunakan kata-kata kepemimpinan yang tegas

Alhasil, pemicu kasus TPPO terus memakan korban termasuk pelajar dengan berbagai cara.

“Tapi saya bisa berpesan kepada Kapolri, mereka bukan hanya sadar atau waspada, mereka adalah pengedar,” kata Benny pada acara sosialisasi pencegahan TPPO di Universitas Negeri Batavia (UNJ), Selasa (4/ ). 6).

Dan baca: Ikuti Instruksi Jokowi, Kepala BP2MI Cari Solusi Masalah Penempatan Calon PMI.

Lebih lanjut, Benny mengatakan, berdasarkan penelusuran BP2MI, mafia besar atau penguasa kejahatan bekerja sama dengan orang-orang yang mendapat kekuasaan dari negara. 

“Seperti aparat penegak hukum atau APH,” kata Benny.

Benny menegaskan, negara tidak boleh kalah dengan oknum mafia TIP dan APH yang melindungi para mafia tersebut. Ia menegaskan, republik harus ada untuk melindungi warganya.

“Saya ingin meredam pengaruh, saya tidak ingin kehilangan republik terhadap sindikat dan toko roti. Negara ini belum dilaporkan ke pihak berwajib, sehingga sindikat itu duduk satu meja dengan sindikat ilegal,” ujarnya. 

Untuk mencegah viktimisasi, BP2MI mewajibkan akademisi untuk secara sukarela memberikan kursus tentang layanan investasi yang diberikan oleh agen mafia TIP.

“Kalau dari segi dokumen misalnya penempatan kerja di luar negeri dilakukan secara resmi melalui visa kerja, sedangkan jika ilegal dokumennya berkedok visa Amrah dan visa turis,” kata Bani.

Selain itu, lanjut Benny, sindikat TPPO juga menawarkan pekerjaan dengan janji gaji tinggi, proses pemberangkatannya juga cepat dan menanggung seluruh biaya.

“Cara kedua adalah media sosial. Media sosial memberikan kesempatan penuh untuk bekerja di luar negeri. Kalau penawarannya lewat perusahaan, jadikan perusahaan itu resmi, aktif, lapor,” ujarnya.

Benny mengatakan BP2MI memiliki daftar 300 nama penyedia lapangan kerja resmi yang patut diwaspadai oleh para akademisi saat menawarkan pekerjaan.

Metode pelatihan lainnya adalah Layanan Pelatihan (LAKM) yang menjanjikan bantuan di bidang umum, meskipun LAKM tidak mempunyai kewenangan untuk berinvestasi.

“Tak sedikit LPK yang menawarkan seseorang untuk bekerja di luar negeri. Itu bagian dari kejahatan, itu cara bekerja di tempat yang menawarkan pekerjaan,” ujarnya.

BP2MI menyampaikan, sosialisasi pencegahan TPPO sebaiknya dilakukan di lembaga pendidikan lain agar jumlah korban TPPO semakin meningkat.

“Sivitas akademika telah melakukan pendekatan proaktif yang dapat membantu mengedukasi masyarakat agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui praktik sindikat TPPO,” pungkas Benny (mcr10/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *