saranginews.com, Jakarta – Bulan Juni diperingati sebagai Bulan Peduli Katarak Sedunia.
Di Indonesia, katarak masih menjadi salah satu penyebab utama kebutaan, dengan 34,47% pasien katarak mengalami kebutaan.
Baca Juga: PTFI Rayakan HUT ke-57 Selenggarakan Operasi Katarak Gratis di Miami
Yayasan Isaac Tularam, sebuah badan amal yang fokus pada akses pendidikan dan kesehatan, bekerja sama dengan Lantra Mata Anda dan Pradami memberikan operasi katarak gratis di Kota Semarang, Jawa Tengah dan Kabupaten Bangui Laut, Sulawesi Tengah.
Kolaborasi ini juga mencakup kolaborasi kampanye dengan C for a Better World: Rebuilding Sites, Changing Lives, sebuah startup yang memiliki aplikasi kampanye #ForABetterWorld, untuk membuat program bernama #iCareForAll.
Baca Juga: Operasi Katarak Gratis untuk Veteran dan Guru RS Premiya!
Tujuan dari program ini adalah untuk memerangi kebutaan akibat katarak dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia.
Melalui program ini, lebih dari 900 pasien katarak di Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah akan mendapatkan operasi katarak gratis.
Baca juga: Pembunuh Veena Sarabon yang Buron 8 Tahun Ditangkap dari Daerah Ini.
Pada 23-25 Mei 2024, telah dilakukan 810 operasi mata terhadap 701 pasien di RS Bhakti Wira Tutama Semarang, Jawa Tengah.
Sedangkan pada Juni 2024, direncanakan lebih dari 200 pasien katarak akan menjalani operasi katarak di RSUD Bangai Laut Sulawesi Tengah.
“Kekeruhan lensa mata akibat katarak merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di Indonesia. Program ini merupakan upaya kami untuk mengembalikan penglihatan dan kemandirian para lansia. Dr. Isaac Tolaram, Wakil Direktur Program Indonesia Foundation” Harapan kami adalah Program ini akan memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka,” kata Rahmat Setiwan
Operasi katarak gratis ini menggunakan metode SICS (Small Incision Cataract Surgery) yang aman, efektif, dan waktu yang lebih singkat. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit setelah operasi.
Sukisa (67) merupakan salah satu pasien yang mendapat kesempatan operasi gratis setelah dua tahun mengidap penyakit mata. Awalnya dia bisa membaca dengan baik, namun penglihatannya perlahan-lahan menjadi lemah dan membiru.
“Setelah operasi, saya akhirnya bisa berbicara dengan jelas dengan teman dan kerabat saya. Biasanya Anda tidak bisa melihat orangnya dan hanya bisa mendengar suaranya, meski jaraknya sangat dekat,” kata Sokesi.
Putrivati (62) pun merasakan keadaan serupa. Ia tidak bisa melanjutkan usahanya di rumah sendirian, sehingga ia harus meminta bantuan kepada anak-anaknya. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada penglihatan, namun juga mengganggu pikiran anak perempuan tersebut dan meningkatkan tekanan darah.
Katanya: Padahal dokter bilang badan saya masih sehat, hanya saja penglihatan saya lemah.
Usai operasi katarak, Patrivathi merasa lega karena penyakitnya tidak lagi dideritanya. Selain operasi katarak, program ini juga memanfaatkan teknologi untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mata melalui aplikasi kampanye #ForABetterWorld.
Kampanye #EyeCareForAll mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aksi untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mata dan mendukung program operasi katarak gratis.
“Pengguna aplikasi ini dapat berkontribusi tanpa mengeluarkan uang dengan mendukung kampanye dan menyebarkan informasi tentang kesehatan mata,” kata Nabila Olya, manajer kampanye sponsor program tersebut. (RHS/JPNN)
Baca artikel lainnya… Atlet MMA bunuh diri di apartemen Bonding