saranginews.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (atau BRI) berkomitmen kuat untuk memperkuat sektor pertanian sebagai bagian dari usaha mikro, kecil, dan menengah.
Dalam hal meningkatkan potensi Inisiatif Sabuk dan Jalan, sektor pertanian telah mengembangkan pedoman. Salah satunya adalah kelompok produk pangan atau buah-buahan seperti Jambu Kristal.
BACA JUGA: BRI Undang Peserta Relawan Pengabdian Masyarakat BUMN 2024 dalam Petualangan Desa BRILiaN
Jambu Kristal merupakan jambu biji yang populer di kalangan konsumen karena membantu menurunkan kolesterol dan menjaga kadar gula darah.
Di BRI unit Ketawangrejo Kutoarjo, kami memiliki klien yang berhasil membudidayakan jambu kristal dengan merek Tanwidjie Kristal Guava di Purworejo.
Baca selengkapnya: Catat! Jangan lewatkan 5 promo spesial BRI ini di DXI 2024.
Suyanto adalah pria berusia 46 tahun asal Munggangsari, Grabag, Purworejo yang menjabat sebagai Ketua Klaster Jambu Kristal Tanwidjie. “. . Ia mengaku mendapat bantuan KUR BRI sambil bercocok tanam.
“Berkat KUR BRI, dulu pohon jambu biji bisa dihitung dengan satu tangan. Sekarang sudah ada 700 pohon, “di lahan sekitar 6.000-6.600 meter persegi,” kata Suyanto yang akrab disapa Pakyanto. Menyebutkan usahanya sebagai petani buah
Sebagai seorang petani, Yanto awalnya menanami lahan hampir 1 hektar untuk menanam pepaya, jambu biji dan beberapa buah-buahan lainnya sebelum mengajukan KUR BRI pada tahun 2018-2019 bersama 20 rekannya dari tim yang sama.
“Setiap orang akan mendapat Rp25 juta untuk lahan pertaniannya. Begitu pula untuk cicilannya, besarannya tergantung individu,” lanjut Pakyanto.
Dengan pendanaan KUR BRI, Yanto merasa bisa lebih fokus merawat kebun jambu kristal miliknya. Bantu pendanaan dan wujudkan impian Anda menjadi petani yang menghasilkan produk yang dibutuhkan komunitas Anda.
Perkebunan sekali panen ini memiliki luas 6.600 meter persegi dan mampu menghasilkan 6 kuintal jambu kristal kualitas A yang dijual Rp 11.000 per kilogram, dan jambu kristal kualitas B yang dijual Rp 10.000 per kilogram. . Melayani pasar lokal, pemasok, pengecer dan pasar modern.
Dengan menjadi nasabah KUR BRI, Suyanto yang merupakan seorang petani merasa sektor perekonomian keluarganya terdongkrak.
“Dalam situasi hasil pertanian yang tidak menentu, KUR memberikan kejelasan pendapatan. Apalagi jika ada cicilan di kemudian hari,” kata Pachianto.
Suyanto diundang mewakili klaster daerah pada Bazar Klaster BRILiaN Mantriku UMKM karena keekonomian yang lebih baik akibat pendanaan KUR BRI dan tentunya bisnis jambu kristal tanpa biji. “Perekonomian Yogyakarta lebih baik pada tahun 2021. Pada saat yang sama, penjualan menjadi nyaman dan gratis,” katanya.
“Jadi kalau mau maju termasuk mendapatkan beasiswa sebagai petani bisa percaya pada KUR BRI.
Dalam kesempatan lain, Direktur Usaha Kecil Supari mengungkapkan mayoritas KUR BRI dialokasikan untuk sektor manufaktur. Terhitung 55,95%
“Secara umum, strategi usaha mikro BRI tahun 2024 akan fokus pada peningkatan kapasitas pra-pembiayaan. Sebagai bank yang didedikasikan untuk usaha kecil, menengah, dan mikro, BRI memiliki kerangka peningkatan kapasitas mulai dari tahap pondasi, integrasi hingga jaringan penghubung.
Perusahaan terus mempercepat penyaluran KUR kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Sejak Januari 2024 hingga April 2024, “One Belt, One Road” berhasil menyalurkan KRW senilai 59,96 triliun rupiah kepada 1,2 juta debitur.
Capaian tersebut setara dengan 36% dari target alokasi KUR tahun 2024 yang ditanggung pemerintah melalui Inisiatif Belt and Road, yaitu Rp 165 triliun (JP).