saranginews.com, JAKARTA – Tidak semua pelaku usaha mampu mengelola perusahaan secara konsisten selama puluhan tahun. Dibutuhkan ketekunan dan kerja keras agar perusahaan tetap bertahan agar produknya tetap bertahan di hati konsumen.
Sebab konsistensi merupakan kunci penting dalam menjalankan sebuah perusahaan.
BACA JUGA: Penyaluran KUR BRI tembus Rp 59,96 triliun hingga akhir April 2024
Begitulah salah satu kisah Riyanto, seorang pengusaha yang menjalankan usaha Bakpia Kurnia Sari.
Usaha bakpia milik Riyanto yang terletak di Jalan Lingkar Barat Yogyakarta ini selalu kebanjiran pelanggan terutama saat hari raya.
BACA JUGA: Nasabah KUR BRI Jadi Favorit Wisata Kuliner Saat Sate Klathak Pak Pong Kembali ke Yogyakarta
Riyanto sebenarnya bukanlah pemilik pertama Bakpia Kurnia Sari. Ia meneruskan bisnis warisan orang tuanya. Usaha bakpia yang didirikan orang tuanya pada tahun 1962 saat itu sedang tidak berjalan dengan baik.
Proses penjualannya masih dilakukan door to door. Baru kemudian, pada tahun 1985, Riyanto mengambil alih usaha tersebut dan melakukan sejumlah pembenahan, termasuk memperbarui resep bakpia agar rasanya lebih dapat diterima oleh selera masyarakat setempat.
“Sebelum kami membuka toko sendiri, saya dan keluarga biasa berjualan bakpia ini dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Jadi karyawan Anda belum memilikinya. Dengan kata lain, produksi bakpia saya masih lakukan sendiri, mulai dari pembuatan adonan bakpia hingga penambahan bahan isiannya. Namun saat ini saya memiliki 10 gerai Bakpia Kurnia Sari di Yogyakarta. “Sebenarnya ada sekitar 200 karyawan yang memproduksi ini,” kata Riyanto.
Saat ini dimiliki oleh Riyanto, usahanya berfokus pada produksi berbagai jenis bakpia dengan rasa kacang hijau, kacang merah, keju, coklat, tiramisu, ubi ungu, teh hijau, dan Oreo. Sedangkan pemasarannya masih di sekitar Yogyakarta.
“Penjualan tetap di Yogyakarta. Namun ada juga konsumen dari luar kota yang ingin dikirim ke daerahnya. Ada yang pesan dari Jakarta, ada juga yang dari Surabaya,” ujarnya.
Meski kini sudah sangat maju, usaha Riyanto masih memerlukan pembiayaan yang signifikan. Selain itu, pihaknya saat ini juga harus membayar biaya produksi 10 titik penjualan Bakpia dan gaji seluruh karyawannya. Karena itulah Anda memutuskan untuk mengajukan pinjaman KUR BRI. Ia baru pertama kali mengenal KUR BRI karena tidak sengaja melihat iklan.
Menurut Riyanto, suku bunga kurs cukup cocok untuk UKM seperti dia. Hal ini meyakinkannya untuk mengambil pinjaman melalui KUR BRI.
“Saya kira bunga kurs BRI sangat murah. Saya bisa meminjam Rp 500 juta untuk usaha saya,” tegasnya.
Pinjaman yang diterimanya digunakan untuk kegiatan usaha umum, termasuk pembelian bahan pembuatan bakpia dan mesin pendukung yang diperlukan.
“Saya berharap kedepannya BRI mampu menyalurkan pinjaman KUR dalam jumlah yang lebih besar. Saya juga berharap bisnis Bakpia Kurnia Sari terus berkembang, menambah gerai dan semakin diminati konsumen,” ujarnya.
Sebagai informasi, UMKM yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha bisa langsung mengajukan dana Pinjaman Usaha Rakyat (KUR) ke BRI.
Sebab KUR BRI sendiri ditujukan kepada calon nasabah yang mempunyai usaha produktif dan berkelanjutan serta belum pernah melakukan pinjaman/pembiayaan investasi/modal kerja komersial.
BRI akan mendapat kuota penyaluran KUR sebesar Rp 165 triliun pada tahun 2024.
Supari, Direktur Usaha Mikro BRI, optimistis target tersebut bisa dicapai melalui percepatan graduasi atau upaya peningkatan nasabah eksisting.
“Tahun ini kami akan menyalurkan KUR kepada lebih dari 3,7 juta nasabah melalui jalur 7 juta. Kami juga sudah menyiapkan nasabah lama kurang lebih 2 juta untuk naik kelas,” kata Supari.