Upacara Harlah Pancasila di Riau, Ketua DPD RI Apresiasi Upaya Pemerintah Jaga Ketahanan Energi

saranginews.com, Beijing Baru – Perayaan Hari Lahir Pancasila Nasional yang dihadiri Presiden Joko Widodo akan digelar pada Sabtu (1 Juni 2024) di Plaza Garuda Komplek Pertamina Hulu Rokan (PHR), Kota Dumai.

Sekretariat Kementerian Luar Negeri menjelaskan, terpilihnya Riau, salah satu provinsi penghasil migas, sebagai tempat penyelenggaraannya menunjukkan upaya serius Indonesia dalam menciptakan ketahanan energi.

Baca Juga: Ketua DPD RI LaNyalla: Kebudayaan Adalah Karakter dan Identitas Suatu Negara

DPD RI AA LaNyalla Mahmoud Metaliti menyampaikan apresiasi atas upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan energi negara, karena energi juga merupakan salah satu sumber ketahanan nasional.

“Membangun kedaulatan negara salah satunya melalui ketahanan energi nasional. Karena energi merupakan sumber utama dalam membangun ketahanan negara lain. Termasuk ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, tetapi juga pertahanan dan keamanan.”

Baca Juga: Netizen Soroti Permasalahan Pariwisata Bali yang Bermasalah, Ketua DPD RI Minta Respon Stakeholder Pariwisata

Ranyala yang akan membacakan Pembukaan UUD 1945 pada perayaan Hari Lahir Pancasila di Dumai, Sabtu, juga menyampaikan apresiasi atas keberhasilan pengalihan pengelolaan blok Rokan dan Mahakam oleh Perusahaan Perminyakan Nasional dari perusahaan asing. Keberhasilan ini merupakan simbol kebangkitan energi bangsa.

Lanyala menjelaskan, pada tahun 2050, sektor industri akan mendominasi dibandingkan sektor lainnya. Oleh karena itu, pangsa sektor industri pada skenario bisnis normal adalah 42%, pada skenario pembangunan berkelanjutan sebesar 40%, dan pada skenario rendah karbon sebesar 37%.

BACA JUGA: Forum MRP serukan dukungan hak politik masyarakat asli Papua yang berkunjung ke DPD RI

Oleh karena itu, beliau setuju dengan analisis beberapa ekonom energi bahwa jika Indonesia dapat menggunakan energi yang lebih murah sebagai bahan bakar alternatif, maka pemerintah dapat menghemat setidaknya US$100 triliun per tahun, tambahnya.

Ranyala juga mendorong negara untuk memperkuat komitmen pengembangan sumber energi baru terbarukan (EBT). Sebab, Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya EBT, namun pengembangannya masih terfragmentasi dan bergantung pada kepentingan politik.

Lanyala menjelaskan: Untuk memperbaiki situasi ini, diperlukan upaya yang serius dan sistematis untuk memberikan ketahanan energi yang baik bagi Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia, Raniyara merekomendasikan penggunaan semua sumber energi alternatif yang mungkin dan terbukti, seperti tenaga panas bumi dan pembangkit listrik tenaga air.

Beliau mengatakan: Pada saat yang sama, sumber energi yang memiliki potensi besar seperti energi matahari, energi angin, dan energi gelombang juga harus dikembangkan dan dimanfaatkan.

Sebelumnya, Pertamina mengumumkan berhasil meningkatkan produksi sejak mengambil alih pengelolaan kedua blok tersebut. Misalnya saja di blok Rokan, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), produksi minyak PHR saat ini mencapai 161.000 barel minyak per hari (MBOPD). Jumlah ini lebih tinggi 158,7 MB dibandingkan sebelum transisi pengelolaan.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko bahkan berencana meninjau langsung status sumur minyak terbesar di Indonesia saat ini. Apalagi setelah RI resmi mengambil alih sumur minyak tertua pada 8 Agustus 2021 yang sebelumnya dikelola oleh perusahaan migas Amerika, Chevron (dkk./jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *