Satgassus Pencegahan Korupsi Polri Lakukan Pengawasan Pupuk Subsidi di 2 Kabupaten

saranginews.com, MAGELANG – Satgas Antikorupsi Polri memantau distribusi bantuan medis di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28-31 Mei 2024.

Hotman selaku ketua tim mengunjungi Gunung Kidul dan Magelang untuk melihat bagaimana penghidupan kembali kompos dengan metode terpadu, yaitu menggabungkan penghidupan kembali dengan kartu petani dan aplikasi I-Pubers sekaligus. Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Magelang dipilih karena masyarakatnya sangat dekat dengan kearifan lokal yang berbeda.

BACA JUGA: Polri Luncurkan Buku untuk Perkuat Manajemen Personel Polri

“Dengan pengetahuan tersebut, kompleksitas pembelian kembali subsidi pupuk berbasis hibrida diperkirakan akan berjalan baik di kedua wilayah tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5).

Hotman mengatakan, dari hasil pantauan kelompok, hingga saat ini pemanfaatan bunga masih rendah, sekitar 20 persen pada kedua kelompok. Untuk Kabupaten Gunung Kidul, konsumsi biasanya tinggi pada bulan Agustus atau September setiap tahunnya.

BACA JUGA: PI pastikan penyaluran bantuan pupuk ke petani Sulsel tepat sasaran

Saat ini untuk Kabupaten Magelang penyerapannya biasanya hanya 70 persen setiap tahunnya. Oleh karena itu, Satgas meminta kepada Kepala Dinas Pertanian untuk memperhatikan bulan September, dan jika tidak ditekankan maka masih terbuka peluang pengomposan membantu daerah lain di Provinsi Jawa Tengah, dengan menggunakan pengomposan bersubsidi. Pupuk adalah yang terbaik.

Kasus kedua, di Kabupaten Magelang, dimana sekitar 4000 petani terdaftar di E-RDKK, mereka belum menerima surat-surat pertanian sehingga para petani tersebut tidak dapat membelinya lagi. Oleh karena itu Direksi meminta kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang untuk bekerja sama dengan Kantor BRI di Kabupaten Magelang, agar para petani dapat memperoleh surat-surat pertaniannya, sehingga para petani dapat melunasi bunga subsidinya.

BACA JUGA: Melalui Ngobras, Kementan komunikasikan cara pelunasan subsidi pupuk.

Ketiga, petani di kedua kabupaten yang berpenghasilan kecil (kurang dari 1 karung/50 kg) enggan membeli kembali hasil panen mereka sebelumnya karena dengan kartu tani, petani harus datang ke toko untuk memberikan sumbangan. Oleh karena itu, Direksi meminta PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) untuk memfasilitasi penjualan bersama di kantor/rumah desa dari waktu ke waktu khususnya, terutama pada musim darah, sehingga para petani dapat menghemat biaya pembelian pupuk stok ini.

“Aspek lain yang direkomendasikan Pokja adalah bagi petani yang mempunyai lahan kecil, sebaiknya menggunakan uang tebusan I-Pubers agar bisa menggarap lahan secara bersama-sama,” kata Gubernur.

Selain itu, Kelompok Khusus juga menemukan belum efektifnya pengawasan yang dilakukan dinas usaha di kedua provinsi tersebut, khususnya dalam pengawasan ketersediaan penimbunan di toko-toko. Hal ini terjadi karena bagian penjualan tidak dapat dengan cepat mendapatkan informasi mengenai persediaan barang yang ada di toko.

Oleh karena itu, Satgas meminta PIHC untuk memberikan informasi produk melalui internet kepada toko-toko dan Kementerian Perdagangan serta Kementerian Pertanian untuk menerima informasi tersebut, ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Satgas menyampaikan terima kasih kepada PIHC yang dalam waktu dekat akan mengintegrasikan usaha patungan dan Kartu Tani serta melalui penerapan I-Pubers.

Oleh karena itu, dengan menggabungkan kedua metode pengiriman ini, banyak saluran dapat dihindari dan pegawai kios akan terbebas dari kerumitan laporan manual dan pesanan berbasis kertas.

Dalam hal ini pihak Kantor Kios meminta agar pengecekan transaksi di Kios dilakukan hanya dengan nomor saja, karena seluruh transaksi dilakukan secara online di Farmer Card atau I-Pubers App.

Direksi juga menyatakan mendukung situasi ini karena akan meningkatkan kualitas dan membantu petugas kios dalam membuat laporan.

Anggota Satgas Antikorupsi Polri Judi Purnomo Harahap menambahkan, pengawasan ini sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan atau penyalahgunaan korupsi. Sebab, jika tidak cukup bisa menimbulkan kerugian finansial bagi negara.

“Pemantauan ini untuk memastikan petani yang memenuhi syarat pengomposan mendapat bantuan pada waktu yang tepat sesuai kebutuhannya, agar tidak terjadi lagi. Ada masalah kekurangan bunga,” kata Yudi.

Herbert Nababan yang merupakan salah satu tim pimpinan menambahkan, aksi ini dilakukan bersama Kementerian Pertanian, Gubernur Gunung Kidul, Wakil Gubernur Magelang, serta PT Pupuk Indonesia, kelompok periklanan dan pertanian pertanian.

Dalam pertemuan tersebut, ia kembali menegaskan agar tidak ada penyalahgunaan pupuk bersubsidi dan memastikan pupuk tersebut terdistribusi dengan baik kepada petani sebenarnya.

“Selanjutnya Satgas juga memantau Pemkab untuk melakukan perubahan penyaluran pasca penambahan stok bantuan dari 4,7 ton menjadi 9,5 juta ton, sehingga perlu kemudian Pemda bersinergi dengan seluruh unsur Forcompimda. ,” dia berkata. dikatakan.

Kerja kolaboratif ini, lanjutnya, berinteraksi dan mengirimkan informasi langsung kepada para petani di lingkungannya telah meningkatkan distribusi bunga pertanian. Kemudian petani bisa membelinya kembali, artinya penambahan pupuk yang diberikan Pemerintah memberikan efek kepada petani.

Rombongan juga mengunjungi perpustakaan pupuk untuk memastikan pendistribusian bunga dan pendistribusiannya dilakukan dengan baik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, ujarnya. (cuy/jpnn) Yuk tonton juga video ini!

BACA JUGA… Irjen Sandi meyakinkan tidak ada masalah antara polisi dan kejaksaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *