Kementan Mempercepat Upsus di Kalsel untuk Antisipasi Darurat Pangan

saranginews.com – TANAH LAUT – Kementerian Pertanian menerapkan berbagai cara untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, termasuk program Upaya Khusus Antisipasi Situasi Darurat (Upsus).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Upsus pangan darurat terdiri dari tiga kegiatan, yakni optimalisasi tanah, pemompaan, dan pelapisan lahan perkebunan.

BACA JUGA: Pj Gubernur Sumsel bersama Menteri Pertanian Amran Revia Upsus optimalkan lahan basah di Banjuasin

“Selain untuk meningkatkan produksi nasional, program ini juga bertujuan untuk mencapai swasembada sehingga menjadikan Indonesia sebagai keranjang pangan dunia,” ujarnya.

Menteri Amran Amran terus mengimbau semua pihak untuk mempercepat peningkatan produksi dan produktivitas.

BACA JUGA: Kementan mengapresiasi peran Paravetind dalam mendukung suksesnya Upsus Sivab

“Semua harus turun tangan, tidak hanya Menteri Pertanian saja,” ujarnya.

Menyetujui hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP), Dedi Nursiamsi memberikan insentif kepada petani untuk meningkatkan produksi dengan meningkatkan produktivitas dan indeks tanam.

BACA JUGA: Kementan nilai pasukan khusus antisipasi krisis pangan di Kalimantan Selatan

“Indek tanam harus bisa kita tingkatkan.” Bagaimana caranya? Caranya dengan memanfaatkan lahan dengan melakukan pekerjaan konstruksi pembuatan sekat dan pintu air, serta pemompaan, kata Dedi.

Mendukung pernyataan Menteri Pertanian dan Kepala Badan PPSDMP, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Cia mengambil langkah strategis dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pengembangan optimalisasi lahan di Tanah Laut . Kabupaten, Kalimantan Selatan, Kamis (30/5).

Rakor tersebut dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut, Fared Widiatmoko, tim dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) dan Politeknik Negeri (Poliban) Banjarmasin.

Dalam sambutannya, pembawa acara Fared Widiatmoko menyampaikan bahwa sebagian besar masyarakat petani di Tanah Laut saat ini sudah mulai menggunakan padi musim pendek. Maka ia mulai mempengaruhi orang lain untuk ikut menggunakannya.

Diharapkan penanaman pada musim Okmara bisa mencapai 18.000 hektare, ujarnya.

Sementara itu, Kapusluhtan Bustanul Arifin Caya menyampaikan pesan terkait percepatan program optimalisasi lahan.

Berdasarkan peringatan BMKG tentang bahaya kekeringan, kami berharap kegiatan optimalisasi lahan dapat dipercepat selama sumber air masih ada, katanya.

“Apalagi kebutuhan masyarakat terhadap beras tidak pernah berkurang sehingga harus bisa mencukupinya,” imbuhnya.

Tim Unlam selaku operator Sistem Informasi Desa (SID) melaporkan progres SID di Kabupaten Tanah Laut sudah mencapai 74% dan progres SI sudah mencapai 90%. Sisanya akan selesai dalam waktu 2 minggu.

Tim Poliban selaku kontraktor konstruksi mengumumkan pengerjaan konstruksi sudah mencapai 31,15 persen.

Menanggapi hal tersebut, Bustanul mengatakan mengingat krisis pangan, SID (Unlam) dan operator konstruksi (Poliban) di Kabupaten Tanah Laut harus mempercepat pelaksanaan kegiatan.

“Sehingga kemajuan dalam mewujudkan areal tanam dapat dicapai dengan mewujudkan sirkulasi dan pemompaan sesuai rencana yang diberikan,” kata Bustanul.

Bustanul dan tim juga meninjau lokasi dan gerbang normalisasi di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut. (*/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *