saranginews.com, Kabupaten Tangerang – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Banten menilai kualitas udara di wilayah tersebut kurang baik bagi kesehatan.
Hal ini terlihat dari indeks kualitas udara yang bernilai 110 atau kurang. Dengan peringkat tersebut, Kabupaten Tangerang menempati peringkat ketiga sebagai kota/wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia.
Baca juga: Kualitas Udara DKI Jakarta Peringkat Keempat Dunia, Ini Daerah Yang Paling Terdampak
“Dari data AQMS yang kami miliki, kualitas udara di Kabupaten Tangerang menunjukkan nilai atau indikator sebesar 110. Ini masuk dalam kategori buruk dan menempatkan kami sebagai wilayah dengan kualitas udara terburuk ketiga di Indonesia,” kata Kapolsek. Kamis (30/5) Bagian Pembangunan di DLHK Kabupaten Tangerang Sandinagarha.
Dari data yang ditampilkan AQMS, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat kualitas udara di sekitar kawasan Krug pada Kamis (30/5) berada pada level 110 pada pukul 14.44 WIB akibat aktivitas industri dan lalu lintas mencapai indeks
Baca juga: Kualitas udara Jakarta terburuk kelima di dunia saat ini.
“Memang ada indikasi ini kemungkinan menjadi sumber emisi kendaraan bermotor yang bergerak. Dan ternyata lokasinya berada di antara kawasan perumahan dan kawasan industri di sebelahnya. Jadi mungkin ada indikasinya. Tapi kalau kita Lihat saja, katanya, “kendaraan bermotor lebih cenderung bergerak ke arah sumber emisi.”
Menyikapi permasalahan tersebut, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi pencemaran udara, salah satunya dengan menjaga kelestarian lingkungan agar lebih hijau, sejuk, dan teduh, ruang terbuka hijau (RTH) dengan merencanakan pembangunan. ) di setiap subwilayah.
Baca Juga: Balon Udara Meledak di Ponorogo, 4 Pemuda Terbakar
“Sejauh ini, tingkat kesadaran industri untuk mengendalikan pencemaran udara masih kurang. Oleh karena itu, kita perlu melakukan kegiatan ini secara berkelanjutan. Kami bekerja sama dengan badan-badan terkait untuk menghitung emisinya. Pekerjaan juga sedang berjalan. terus,” kata Sandi Nowgraha. .
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan selalu menggunakan masker jika harus beraktivitas di luar ruangan untuk menghindari berbagai gangguan pernafasan akibat polusi udara.
“Kadang kita suka menjumpai masyarakat yang masih membakar sampah. Itu justru berpotensi mempengaruhi kualitas udara, makanya kita dorong mereka untuk tidak membakar sampah, sehingga nantinya saya ingin kualitas udara kita semakin baik dan baik untuk kesehatan kita.” kata Sandi Nigra. (Antara/JPNN)
Baca artikel lainnya… Balon Udara Meledak di Ponorogo, Diduga 14 Orang