Kemenkominfo: Pegawai PLN Harus Paham Literasi Digital

saranginews.com, JAKARTA – Peningkatan sumber daya manusia pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat didorong melalui literasi digital.

Improvisasi sumber daya manusia internal PT PLN ini ditujukan untuk menyukseskan program transformasi PLN yang telah dicanangkan sejak tahun 2020.

BACA JUGA: Tingkatkan literasi keuangan digital, Bank Jago terapkan berbagai inovasi dan kemitraan

“Kegiatan ini merupakan salah satu agenda penting untuk menyelaraskan langkah visi ke depan yang akan mentransformasikan PT PLN menjadi lima ratus perusahaan global teratas dan menjadi pilihan pelanggan untuk solusi energi,” ujar Yusuf Didi Setiarto, Direktur Hukum dan Sumber Daya Manusia PLN. PT PLN. . Kegiatan Literasi Digital bagi Pegawai PLN di Bekasi baru-baru ini 

Yusuf juga menyampaikan prioritas BUMN yaitu mengkorelasikan literasi digital untuk mendukung kepemimpinan teknologi.

BACA JUGA: Perjanjian Kemitraan Ditandatangani untuk Mencerahkan Papua Tengah, Pemprov dan PLN

Ia percaya bahwa inovasi digital adalah kunci untuk cepat beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. 

Slamet Santoso, Direktur Departemen Peningkatan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), menyampaikan pentingnya kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan PT PLN karena merupakan perusahaan digital.

BACA JUGA: PLN turut menciptakan harapan cinta dengan membangun dapur masyarakat sehat di Pamulang

“Oleh karena itu literasi digital sangat penting untuk meningkatkan Human Capital agar kita tidak mudah terpengaruh oleh konten-konten negatif seperti scam, perjudian online dan hal-hal negatif lainnya,” ujarnya.

Slamet juga memastikan manfaat kegiatan ini bagi pegawai PLN yaitu pembelajaran dan pemahaman mengenai literasi digital.

Pentingnya pemahaman literasi digital adalah untuk mendukung fungsi PT PLN dan juga bagaimana menjadi pintar di ruang digital dan mencegah konten negatif. 

Sementara itu, Dr. Fakultas Fasilkom Universitas Indonesia Sofian Lusa, S.E., M.Kom., mengatakan literasi digital penting karena masyarakat juga perlu kompeten dan sadar akan bahaya apa saja yang bisa muncul di ruang digital.

Sofian melanjutkan, tidak hanya keterampilan, namun pemahaman terhadap empat pilar literasi digital. Jika tidak terlalu memahaminya maka akan memperlebar risikonya. 

Selaku pendiri dan ketua Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia (IASII), Hari Singgih Noegroho juga mentransfer konsep literasi digital ke dalam pilar Keamanan Digital.

Pemaparan materi menjelaskan beberapa alasan mengapa penting untuk memahami pilar keamanan digital, salah satunya adalah risiko digitalisasi.

“Memahami manfaat dan risiko di balik digitalisasi bagi individu dan pekerjaannya akan mendorong pembelajaran mandiri untuk mengoptimalkan manfaat dan meminimalkan risiko digital,” tutup Harry. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *