Dukung Program Single Data SIM Menggunakan NIK, Sahroni: Perhatikan Keamanannya

saranginews.com, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendukung rencana Korps Lalu Lintas Polri menerapkan data tunggal terkait perubahan nomor surat izin mengemudi (SIM) dan nomor informasi pribadi (NIK).

Awalnya, Direktur Korps Lalu Lintas Polri Brigjen Yusri Yunus, Senin (27/5), mengatakan alasan penggunaan NIK adalah untuk membuat database tunggal.

BACA JUGA: Bentrok Polisi di Jakarta, Sahroni: Banyak Nyawa Terselamatkan

Jadi ketika dilakukan pencarian akan tertera KTP, SIM A, SIM C, NPWP, BPJS dll. Namun proses ini baru akan diketahui pada tahun 2025.

“Saya kira ini situasi yang baik dan sudah saatnya dilakukan. Mari kita satukan semua data, jangan membeda-bedakan diri, banyak angka yang simpang siur,” kata Sahroni menyambut positif rencana tersebut. Selasa (28/5).

BACA JUGA: Jampidsus Jaksa Agung Dilirik Kritikus, Dahlan Iskan Kesal, Pensiunan Selebriti Dikecam.

Politisi NasDem itu menilai, ke depan akan tercipta sistem khusus yang sederhana dan tidak ribet lagi. Setiap registrasi juga akan memudahkan Polri jika ingin mengetahui identitas masyarakat pengguna kendaraan tersebut.

“Jadi nyaman menggunakan NIK, untuk memudahkan pihak berwenang memeriksa dan mengidentifikasi Anda, untuk memeriksa semuanya,” ujarnya.

BACA JUGA: Kejaksaan Agung sedang mengusut ERD korupsi Rp 271 miliar.

Sahroni juga meminta Polri bekerja sama dengan Dukcapil Kementerian Internet (Kemendagri), untuk memperkuat keamanan dan akses penggunaan informasi tersebut.

Ia khawatir di era digital saat ini, beberapa orang mungkin menggunakan sistem data yang sama untuk melakukan kejahatan.

“Karena kalau punya informasi seperti ini, kalau dibobol semua data yang ada di masyarakat bisa diakses. Apalagi di saat seperti ini rawan sekali kejahatan siber. Harus lebih hati-hati,” ujarnya.

Bendahara Umum Partai NasDem meminta penggunaan NIK pada SIM yang diharapkan bisa diterapkan pada 2025, agar tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat.

“Interaksi sosial itu besar dan kuat. Jangan tiba-tiba menyuruh masyarakat terburu-buru melakukan perubahan,” kata Ahmad Sahroni (gemuk/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *