Aksi Hijau Inalum untuk Lingkungan dan Bisnis Berkelanjutan

saranginews.com, JAKARTA – PT Inalum terus menerapkan langkah ramah lingkungan terhadap lingkungan dan bisnis berkelanjutan.

Salah satunya adalah optimalisasi energi dengan menghemat penggunaan LPG dan menggantinya dengan jenis gas yang lebih ramah lingkungan. Inovasi ini merupakan inovasi pertama yang diterapkan pada industri pengolahan logam di Indonesia sesuai best practice Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2017-2020.

BACA JUGA: Dukung Manufaktur Nasional, PT Inalum tingkatkan kapasitas produksi

Gusti Fauzi M. Ghaflidi, Executive Vice President Commercial and Supply Chain Management Grup Inalum, mengatakan berkat kampanye hijau ini, Inalum juga dinilai akan mencapai transformasi bisnis dalam hal Classic Marketing, Entrepreneurial Marketing (CIEL) dan Marketing 5.0. .

Evaluasi dilakukan terhadap empat kategori yang berperan penting dalam keberhasilan pemasaran perusahaan, yaitu bagaimana perusahaan mengembangkan strategi, taktik apa yang digunakan dalam penerapan strategi, efektivitas optimalisasi data dan teknologi, serta kontribusi perusahaan dalam bidang ini. lingkungan dan masyarakat.

BACA JUGA: Tolok Ukur Inalum Bagi Pupuk Kaltim dalam Optimalisasi Aspek K3

Alhasil, anggota MIND ID baru-baru ini berhasil meraih penghargaan Tactical Marketing Award kategori Silver untuk Inalum’s Most Promising Company di BUMN Marketeers Day 2024.

Selain itu, karena air merupakan sumber energi utama, PT Inalum juga menjaga stabilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dimilikinya dengan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan untuk menjamin kelestarian lingkungan untuk kelangsungan operasional perusahaan.

Kepala Smelter PT Inalum Ismadi menambahkan, industri smelter merupakan industri yang membutuhkan energi dalam jumlah besar.

Menurut Ismadi, dua pembangkit listrik, yaitu satu PLTA Sigura-Gura (286 MW) dan PLTA Tanga (317 MW) telah dibangun sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi smelter PT Inalum. Keduanya berlokasi di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

“PT Inalum telah membangun 271 tower dengan kabel transmisi 275kV sepanjang 120km dari dua pembangkit listrik di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir ke smelter kami di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara,” kata Ismadi.

Sumber energi dan bahan baku merupakan komponen biaya produksi terbesar pada industri peleburan logam.

Selain Inalum, PT Bukit Asam dan PT Freeport Indonesia (PTFI) juga tetap melakukan promosi ramah lingkungan.

PT Freeport Indonesia (PTFI) mengganti truk diesel dengan kereta listrik tanpa awak. Inisiatif ini telah mencapai hasil yang signifikan dalam penurunan emisi pada aktivitas operasional perusahaan dibandingkan emisi pada tahun 2018.

PT Bukit Asam Tbk, sebagai anggota MIND ID Group, beralih dari bahan bakar fosil ke peralatan pertambangan bertenaga listrik.

Langkah ini berhasil menghemat konsumsi bahan bakar solar hingga tujuh juta liter per tahun dan menurunkan emisi sebesar 19.777 tCO2e.

Heri Yusuf, Sekretaris Perusahaan MIND ID, mengatakan upaya mendorong efisiensi energi dilakukan sejalan dengan penerapan Good Mining Practice yang dilakukan perusahaan.

“Efisiensi energi menjadi salah satu tugas perusahaan dalam menggalakkan program peningkatan nilai tambah komoditas mineral Indonesia,” kata Heri.

Sementara itu, Heri menjelaskan holding pertambangan terus melakukan penurunan emisi dari sektor energi dan Proses Industri dan Penggunaan Produk (IPPU), termasuk mengurangi jejak karbon sektor pertambangan.

“MIND ID Group berkomitmen untuk mendukung upaya transisi energi di Indonesia, memastikan bahwa setiap langkah yang diambil selaras dengan tujuan global untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kami percaya bahwa melalui kolaborasi dan inovasi, MIND ID dapat mengurangi emisi di sektor pertambangan. prosesnya,” kata Heri (mcr10/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *