saranginews.com, Denpasar – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkuat peran generasi muda dan sekolah tertinggal dalam upaya konservasi air di Indonesia, agar siap menghadapi berbagai persoalan terkait sumber daya alam yang ada. penting. Hidup bagi kita
Adi Balguna Rutika, Kepala Badan Pengembangan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2SDM), mengatakan mereka bertanggung jawab untuk membangun kapasitas dan melibatkan generasi muda karena mereka memiliki kreativitas, energi, dan inovasi yang diperlukan untuk mendorong perubahan. Perubahan ini diperlukan untuk menghemat air.
Baca Juga: Dengan mengatasi berbagai tantangan terkait isu kelestarian kerja lingkungan, RPP menjadi prestasi dan inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
“Sangat menggembirakan melihat bagaimana pemerintah, sekolah, dunia usaha, dan masyarakat sipil bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan lingkungan masyarakat, melalui inisiatif kolaboratif, kami berupaya mengatasi tantangan sumber daya air berkelanjutan saat ini dan masa depan,” ujarnya. disela-sela World Water Forum di Bali pada Rabu (22/5).
Pusat Pembinaan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPGLHK) KLHK Sinta Saptarina Somiarno menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup.
Baca Juga: Selamat, Local Hero Pertamina Group Raih 8 Penghargaan Kementerian LHK, Ini Daftar Namanya
Hal ini ditandai dengan lahirnya Program Sekolah Aditya atau Sekolah Peduli Lingkungan dan Berbudaya di Sekolah (GPBLHS) pada tahun 2006, dimulai dengan 10 sekolah percontohan di Pulau Jawa.
Hingga akhir tahun 2023, jumlah sekolah Adewata bertambah menjadi sekitar 28.270 sekolah baik di tingkat kabupaten/kota, daerah, nasional, dan mandiri.
Baca Juga: Festival Pengawasan Lingkungan Hidup 2024 Berakhir, Sekjen KLHK: Nilai IKLH Meningkat di 2023
Dikatakannya, fokus pendidikan lingkungan hidup adalah pentingnya air sebagai sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia dan ekosistem bumi.
Namun, di banyak belahan dunia, akses terhadap layanan air bersih dan sanitasi masih menjadi tantangan, kata Cinta, seraya menambahkan bahwa perubahan iklim semakin menekan ketersediaan sumber daya air.
“Pendidikan lingkungan hidup sejak kecil penting untuk mengubah perilaku lebih ramah lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup,” kata Cinta Saptrina. (Antara/JPNN)
Baca artikel lainnya… Mempersiapkan Proyek Pengelolaan Tahap 2 untuk PCB, KLHK dan UNIDO untuk mencapai target tahun 2028