Kemenkes Tiba-tiba Bicara Potensi Peningkatan Kasus Covid-19

saranginews.com – JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai respons terhadap potensi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan Covid-19 belum hilang sepenuhnya.

BACA JUGA: Usai pandemi Covid-19, Titan Run kembali siap memanjakan para pelari

“Meskipun COVID-19 saat ini sedang mewabah, namun belum hilang sepenuhnya. Selalu ada potensi munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus, bahkan kematian,” kata Mohammad Syahril di Jakarta. dikatakan. Selasa. (28/5).

Syahril juga mengatakan, masyarakat diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan (prokking) seperti menggunakan masker dan mencuci tangan saat sakit, meski dalam kerumunan, untuk mencegah penyebaran kasus.

BACA JUGA: Tren Pemulihan Ekonomi Menguat Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu

Selain itu, masyarakat diminta untuk menyelesaikan vaksinasi Covid-19 secepatnya, terutama bagi kelompok berisiko.

Upaya pencegahan dan pencegahannya masih sama, yakni segera menuntaskan vaksinasi dan penguatan Covid-19, khususnya pada lansia dan penderita penyakit penyerta, kata Syahril.

BACA JUGA: Menkes Pastikan Vaksin Covid-19 Produksi Indonesia Lebih Aman

Selain itu, PHBS seperti rajin mencuci tangan dan mempraktikkan etika batuk atau bersin juga tetap berlaku untuk mencegah penularan kasus.

“Jika merasa sakit bisa segera ke fasilitas kesehatan terdekat, memakai masker dan menghindari kontak dengan banyak orang,” ujarnya.

Bagi yang ingin bepergian ke luar daerah atau luar negeri, Syahril mengimbau agar mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan di wilayah tujuan.

Varian KP.1 dan KP.2 yang beredar saat ini memiliki tingkat penularan yang rendah dan belum ada bukti menyebabkan penyakit serius. Namun kita perlu hati-hati, ujarnya.

Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dikumpulkan ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, JN.1 mendominasi varian Covid-19 yang beredar di negara-negara ASEAN pada 2023-2024.

Data Laporan Mingguan Nasional COVID-19 Kementerian Kesehatan RI periode 12-18 Mei 2024 mencatat kasus terkonfirmasi sebanyak 19 kasus, perawatan intensif sebanyak 44 kasus, dan isolasi perawatan sebanyak 153 kasus; Tren mingguan positivity rate adalah: 0,65 persen. dan jumlah orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang, tanpa kematian.

Secara terpisah, Dicky Budiman, ahli epidemiologi di Griffith University Australia, mengatakan subvarian COVID-19 JN.1 beserta variannya KP.1 dan KP.2 tidak menimbulkan gejala yang lebih parah tetapi memiliki kemampuan menembus perlindungan vaksin.

“Kemampuannya lebih baik, lebih cepat, lebih mudah menular. Dan kalau tidak divaksin, bisa berakibat fatal meski menimpa orang dengan penyakit penyerta, lansia bahkan anak-anak,” ujarnya.

Ia mengatakan, dampak Covid-19 tidak lagi bersifat akut, tetapi dapat menimbulkan efek kronis jangka panjang, seperti komplikasi, pada kelompok orang yang berisiko. (antara/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *