Megawati Akhirnya Tampil ke Publik, Tinjau Pameran Karya Butet Kertaredjasa

saranginews.com, JAKARTA – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri meninjau Pameran Seni Rupa Butet Kartaredjasa bertajuk “Melik Nggendong Lali” di Gedung Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (13/5). Ini kali pertama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) berbicara di depan umum.

Megawati tiba sekitar pukul 11.50 WIB dan mengunjungi tempat pameran. Berbagai karya Boutet dipajang dan Megawati pun melihat semuanya.

BACA JUGA: Konsolidasi Kepengurusan PDIP Hasto Hadapi Kendala dalam Pertemuan Megawati-Jokowi

Megawatt tidak sendirian. Sejumlah politikus PDP yang mendampingi seperti Sekjen Hasto Cristianto, Erico Sotarduga, Trimedya Panchaitan, dan Bonny Triana.

“Saya sangat berterima kasih (kepada Ibu Mega yang telah datang),” kata Boutet.

BACA JUGA: Megawati Minta Kader PDP Disiplin, Jujur, dan Datang ke Rakyat

Ia mengaku sudah mempersiapkan pengerjaan tersebut selama empat tahun. Ia mengaku beruntung, presiden seperti Megavati bisa ikut serta dalam pamerannya.

“Tidak semua artis beruntung bisa seperti saya ketika mereka mendapat kesan bahwa sekarang mereka bisa punya presiden, presiden kelima. Ini adalah sebuah kemewahan dan kehormatan, saya merasa seperti pengakuan atas karya saya dan apa yang saya lakukan bukanlah hal yang baik. sia-sia,” kata Boutet.

BACA JUGA: Megawati Kumpulkan Staf Daerah di Jakarta dan Berikan Instruksi Penting

Sementara itu, Megavati sendiri membantah kemunculannya terkait isu politik saat ditanya wartawan usai melihat karya Butet. Dia hanya ingin menikmati seni.

“Karena bagi saya seni juga kehidupan, betul. Jadi artinya kalau (wartawan) minta tafsir (karya Butet), terserah masing-masing individu (memaknainya),” kata Megawati.

Lmegawati menjelaskan, menikmati seni merupakan hal yang lumrah bagi dirinya dan keluarganya. Ayahnya, Bung Karno Proklamasi Indonesia, dan ibunya, Fatmawati, juga seorang seniman.

Menurut Megavati, tentu saja ada politik dalam seni. Ia mengatakan, ada politik seni yang harus dimaknai oleh karya seni. Maka Megawati sangat ingin mendorong berkembangnya sekolah seni untuk mendorong generasi muda Indonesia agar lebih banyak menghasilkan karya seni, namun masyarakat Indonesia sudah terkesiap.

Di saat yang sama, ada banyak karya seni. Namun bagi Megawati, itu hanya populer, cenderung mengikuti tren pasar global, yang menarik, namun tidak perlu menggambarkan Indonesia.

Megavati menegaskan, seni merupakan suatu hal yang luar biasa, wujud imajinasi dan kreativitas. Hal itu untuk lebih memperkuat sekolah seni. Diakuinya, sebelumnya banyak tempat seperti Taman Ismaili Marzouki yang dijadikan “sekolah seni”.

“Sayangku TIM, yang saya perhatikan ya, tidak diketahui. Silakan ditulis, tidak jelas,” kata Megawati.

Dijelaskannya, TIM selalu menampilkan karya-karya seni yang tidak biasa, namun sangat inspiratif.

“Aku sangat menyukainya dan aku sangat mengerti. Lalu dimana sekarang?” Megawati menegaskan.

Butet yang berada di sebelah Megawati berdecit kecil.

“(Jadi) mal,” kata Butet.

Iya makanya saya bilang tidak diketahui, tambah Megavati.

Meski demikian, Megawati juga memberi makna pada karya Butet yang dipamerkan.

“Saya bisa menikmatinya, saya langsung berpikir bahwa” menurut saya Pak Boutet menyalurkan amarahnya, tapi sangat artistik, luwes, dengan kreativitas, imajinasi yang ada contoh lain, tidak lebih ya, hanya dia. (Membuat keributan) Anda mengatakan ini dengan zikir, bukan? Artinya dia menggunakan jiwanya untuk memasuki pikirannya (saat menciptakan karyanya), jelas Megawati. (tan/jpnn)

BACA JUGA… Pulang, Soto Megawati Kangen Bandung dan AQUA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *