Mathla’ul Anwar Minta Penegak Hukum Bekerja Tanpa Pencitraan dan Drama

saranginews.com, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Matlaul Anwar (PBMA) Adi Abdilla memberikan pernyataan tegas tentang pentingnya profesionalisme aparat kepolisian.

Dalam keterangannya, Adi Abdullah mengimbau agar seluruh pihak yang terlibat dalam penegakan hukum bekerja sesuai ketentuan hukum dan tugas pokok dan fungsinya (tupoxi).

Baca Juga: Komentar Penasihat Hukum Soal Jet Pribadi Sandra Devi yang Disewa

Adi Abdullah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25 Mei), mengatakan, “Mari kita bersama-sama fokus menjaga supremasi hukum, baik itu karya profesional yang diam-diam maupun foto-foto yang justru menimbulkan keresahan masyarakat.”

Pernyataan Adi muncul di tengah kontroversi seputar perwakilan pidana khusus Jaksa Agung Fabri Adriancio.

Baca juga: Bengkel Nasional PDIP No Jakowi, Hasto: Kami Undang Polisi Saja

Nama Febry menjadi perbincangan kontroversial, yakni dugaan dirinya dibuntuti anggota Pasukan Khusus Anti Teroris (NOPS) 88 Polisi Rakyat.

Menanggapi permasalahan tersebut, Adi Abdullah menekankan pentingnya integritas dalam penegakan hukum yang dibuktikan dengan bukti-bukti yang sah.

Baca Juga: Akademi Hukum: Dewan KPK Harus Ikuti Keputusan PTUN

Ia menambahkan: “Setiap tindakan yang dilakukan oleh penegak hukum harus berdasarkan bukti yang kuat dan tidak boleh menimbulkan kegaduhan di masyarakat.” “Kami mengatakan ini karena informasinya belum terverifikasi dan sepertinya dramatisasi yang berlebihan.”

Menurut Adi, langkah Febry yang cepat mengangkat isu intimidasi tanpa bukti kuat bisa dianggap sebagai taktik untuk menarik perhatian publik.

“Jika memang ada ancaman, sebaiknya disampaikan dengan bukti yang jelas dan konkrit, bukan dengan cara yang mengundang spekulasi,” imbuhnya.

Selain itu, Adi mencatat, politisasi lembaga penegak hukum berdampak negatif terhadap profesionalisme dan integritas lembaga tersebut.

Ketika lembaga penegak hukum menggunakan hal-hal seperti intimidasi untuk keuntungan pribadi, hal ini akan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.

“Kepercayaan masyarakat sangat penting untuk menjaga legitimasi dan efektivitas lembaga penegak hukum,” tegasnya. “Pendekatan ini dapat dilihat sebagai strategi pengendalian yang bertujuan untuk memperkuat posisi penegakan hukum dan mendapatkan dukungan publik dan politik.”

Adi Abdullah menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara melindungi keselamatan pribadi dan tidak menimbulkan ketegangan yang tidak perlu.

“Sebaiknya dugaan ancaman ini tidak menjadi masalah besar yang bermula dari kecurigaan belaka dan ditangani secara berlebihan. Jika benar terjadi gesekan antar aparat penegak hukum, sebaiknya hal itu ditegakkan dengan baik dan cepat. Secara profesional, kami tidak akan membuat drama berlebihan di mata publik.

Adi juga menyarankan agar dugaan intimidasi ditangani dengan lebih bijaksana sambil menunggu hasil penyelidikan menyeluruh dan transparan.

Demi menjaga integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum, Adi mengatakan dugaan intimidasi harus diklarifikasi dan ditindaklanjuti dengan baik.

Transparansi menjadi kunci dalam menghadapi isu sensitif seperti ini, tutupnya. “Jika terbukti tidak ada intimidasi, (Febery) perlu menjelaskan tindakannya kepada publik untuk menghindari persepsi negatif dan menjaga kepercayaan terhadap penegakan hukum.” . (dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *