Punya Efek Merusak, Akademisi UIN: Harus Ada Regulasi Pengaturan Medsos

saranginews.com, Jakarta – Informasi yang tidak terkendali, kemudahan akses, dan dampak lingkungan yang kuat menjadi kendala bagi generasi muda untuk berpartisipasi secara efektif di ruang digital.

Oleh karena itu, pendidikan dan keterampilan digital sangat penting dalam membangun sikap positif di kalangan generasi muda. 

Baca juga: Sivitas Akademika UII Himbau Masyarakat Tak Blokir Lembaga Bantuan Palestina 

“Gunakan media sosial sesuai dengan kebenaran dunia nyata, jangan saling menindas, tidak menghormati dan memfitnah atau menyebarkan kebohongan ke seluruh dunia,” kata Muhammadun, Direktur Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan. . , dalam sambutannya pada Forum Mahasiswa Literasi Digital pada Sabtu (25/5).

Ia merekomendasikan penggunaan media sosial yang tepat.

Baca Juga: Akademisi UIN Allauddin Apresiasi Kinerja Polrestabes Makassar

Dengan memanfaatkan dunia digital secara efektif, dapat tercipta karakter seseorang sebagai pribadi yang kuat dan berpengaruh di Indonesia. 

Rizki Uwanda, dokter spesialis komputer pertama di Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Banjarmasin, menegaskan bahwa generasi muda harus memiliki landasan yang kuat untuk membedakan informasi dengan media sosial.

Baca Juga: Lulusan UIN Jakarta: Fatwa MUI 32/2022 Tetap Jaga Prinsip Ibadah Kurban

Sebab, penting untuk membangun peran generasi dunia di dunia.

Ia menekankan bahwa peran terpenting yang harus dimainkan oleh generasi muda saat ini adalah berpikir ke depan.

Sebelum menerima suatu informasi, Anda harus meragukannya terlebih dahulu, bukan menerimanya begitu saja.

Setelah Anda mengetahui kebenarannya, Anda dapat membagikannya kepada orang lain. 

Tak hanya berpikir kritis, menjaga Rizki, menerapkan filter sebelum berbagi juga penting untuk mencegah kebohongan yang merugikan orang-orang terdekat.

“Saat menggunakan media sosial, sebaiknya selalu mengikuti prinsip memfilter sebelum berbagi. Saat menyebarkan informasi di grup WhatsApp kita perlu memfilternya terlebih dahulu. “Jangan menyebarkan informasi yang belum kita ketahui kebenarannya,” kata Rizki.

Di hari yang sama, Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin dan anggota Artica RTIK Muhammad Ridha mengingatkan generasi muda untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

Pasalnya, segala informasi di dunia digital mudah diakses dan mampu mengubah sifat keadaan.

Ridha menjelaskan: “Media sosial mempunyai dua potensi, yaitu dapat merusak dan memperbaiki. Misi pertama kami adalah membangkitkan semangat generasi muda masa kini dengan menambahkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi mereka semua.”

Ia menambahkan, setelah dampak negatif tersebut, perlu adanya regulasi yang mengatur penggunaan media sosial untuk meningkatkan manfaat dan kualitas pembelajaran bagi generasi muda.

Seringkali guru tidak memantau siswa secara memadai atau kurang berhati-hati dalam menggunakan materi sehingga menurunkan hasil pembelajaran. 

“Jadi misalnya ada pembelajaran cerdas yang mengatasi masalah ini, maka manfaat belajar siswa akan meningkat,” ujarnya. 

Penyalahgunaan materi oleh siswa menjadi salah satu penyebab hilangnya minat belajar.

Oleh karena itu, diperlukan tindakan kooperatif dari banyak pihak

Para pihak harus membuat ketentuan yang secara efektif mengatasi masalah ini.

Anda harus berhati-hati dalam menggunakan alat-alat ini, namun beberapa, jika tidak semua, alat-alat tersebut mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar.  

“Perlu adanya kerjasama antara guru, orang tua dan pemerintah dalam menetapkan pedoman penggunaan perangkat yang tepat selama pembelajaran,” tutupnya. (Esy/jpnn)

Baca artikel lainnya… Masyarakat Puas dengan Karya Eric Thohir, Mahasiswa UIN Sumut: BUMN Kinerja Luar Biasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *