Pendaftaran PPPK 2024: Kabar Baik dari Prof Nunuk, Bu Heti Sampai Merasa Lega

saranginews.com – JAKARTA – Jelang pendaftaran PPPK 2024, ada kabar gembira dari Direktur Guru dan Siswa (Dirjen GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani tentang pentingnya prioritas (P1)

Kabar gembira Dirjen Nunuk disampaikan langsung saat bertemu dengan Ketua Dewan Nasional Guru Pengembangan Profesi Seluruh Indonesia (FGHNLSPI) Heti Kustrianingsih belum lama ini.

BACA JUGA: Jelang Pendaftaran PPPK 2024, Keluar Lagi Edisi Baru, Aduh

Heti Kustrianingsih kepada saranginews.com, Jumat (24/5, 2021) bahwa “Alhamdulillah, saya sangat senang mendengar pesan Jenderal Nunuk kepada rekan-rekan guru P1 yang tidak menerima PPPK yang ditetapkan pada tahun 2021 hingga 2023.”

Pertemuan Heti dengan Dirjen Nunuk sebenarnya dengan Persatuan Pendidikan dan Guru (P2G).

BACA JUGA: Kepada Bapak/Ibu Yang Terhormat, Jangan Ragu Tambah Rencana Berganda Desain PPPK 2024

Heti sengaja memutuskan untuk menantang nasib teman-teman P1-nya yang tak pernah hidup.

Ia senang karena Dirjen Nunuk mengatakan untuk Pilkada PPPK 2024, anggota P1 tetap penting.

BACA JUGA: Banyak Guru Tak Tinggal Usai Terpilih PPPK, Apa Masalahnya?

Selain itu, Dirjen Nunuk juga meminta para pekerja honorer tetap bersama politisi daerahnya untuk mengusulkan pengembangan PPPK lebih lanjut pada tahun 2024.

“Mumpung pendaftaran PPPK 2024 belum dibuka, teman-teman diminta menghubungi Pemprov. Menurut Dirjen Nunuk, formasinya masih bisa bertambah,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Direktur Jenderal GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nunuk Suryani memastikan persoalan penghargaan tidak akan terselesaikan pada tahun ini.

Penyebab utamanya, sebagian besar inovasi PPPK 2024 kosong karena minimnya rekomendasi dari pemerintah daerah (Pemda).

Menurut Dirjen Nunuk, kebutuhan penciptaan guru PPPK 2024 sebanyak 419.146 orang.

Namun rekomendasi pemerintah daerah tidak mencapai 50 persen dari seluruh peraturan.

GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya mencatat 170.649 rekomendasi pemerintah daerah.

Program tersebut memiliki 150.031 untuk pembentukan PPPK dan 20.618 CPNS.

Artinya, masih terdapat kekurangan sebanyak 248.497 lapangan kerja dari total kualifikasi guru PPPK sebanyak 419.146 lapangan kerja, kata Dirjen Nunuk Suryani, Jumat, 22 Maret 2023.

Ia menunjukkan bagaimana upaya pemerintah dalam tiga tahun terakhir untuk memenuhi kebutuhan guru ASN melalui seleksi.

Pada awal rekrutmen PPPK tahun 2021, persyaratan yang dibuat Pemprov sudah mencapai 500 ribu lebih.

Namun jumlah tersebut terus menurun sejak Pilkada PPPK tahun 2022 dan 2023.

“Makanya, dulu Pemda berpikir ‘oh begini, kalau mengangkat guru PPPK harus bayar gaji dan tunjangan yang beragam, ya ambil APBD’, makanya tahun ini sangat sedikit yang melamar,” dia dikatakan. .

Menurut Prof Nunuk, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mencoba menghubungi pemerintah daerah.

Berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan agar anggaran PPPK mencapai tujuannya ketika ditransfer ke daerah.

Sayangnya, hasil tahun ini kurang bagus. Masih terdapat kekurangan guru.

“Kalau permohonan pembentukan PPPK masih di pemerintah daerah, maka Kemendikbud tidak bisa mengontrol kalau tidak ikut karena keputusan soal uang. Yayasan masih bisa membuat undang-undang,” ujarnya. .

Dari hasil kunjungan Mendikbud Nadiem Makarim dan Dirjen Nunuk ke daerah, permasalahan terbesar adalah penggunaan uang.

Pemerintah daerah melindungi diri dengan mengangkat pejabat yang sangat dihormati sebagai ASN PPPK.

Program tersebut terupdate dengan nomor ASN yang akan pensiun.

Padahal, kata Nunuk, rekrutmen PPPK di Indonesia sangat bagus.

Sebelum terpilih menjadi PPPK, prosesnya sangat ketat. Mulai dari rekomendasi pemerintah daerah hingga penetapan NIP PPPK.

Pemda juga tahu prosesnya ketat, sehingga usulan tidak akan selesai.

Katanya, “Pernyataan Pemprov soal anggaran itu karena kalau semua pimpinan kerajaan dilantik PPPK, apa jadinya gaji dan tunjangannya,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Nunuk, pemerintah daerah mendorong diri untuk mengurangi usulan pembentukan PPPK pada tahun 2024 agar persoalan penghargaan tahun ini tidak terselesaikan. (sy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *