UNHCR Perkuat Kemitraan Filantropi Islam, Pastikan Menjangkau Para Pengungsi

saranginews.com, JAKARTA – Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, N Memon, menyoroti peran Badan Pengungsi PBB sebagai mitra strategis distribusi dana zakat dan amal.

UNHCR memastikan dana tersebut menjangkau pengungsi yang paling membutuhkan. 

Baca Juga: Pemkab Aceh Timur Minta UNHCR Repatriasi 154 Pengungsi Rohingya

“Melalui Islamic Philanthropy Initiative, UNHCR telah memberikan bantuan kepada 1.172.384 penerima zakat di 20 negara dan 826.988 donatur di 16 negara termasuk Indonesia pada tahun 2023,” kata N Memon, pada acara perdana Halal Bahl (Kamis 2/5). 

Acara ini mempertemukan tokoh-tokoh penting dari organisasi kesejahteraan Islam, para ahli dan cendekiawan dan menegaskan kembali komitmen bersama mereka untuk membantu para pengungsi.

Baca Juga: Badan PBB UNHCR: Satu dari 78 orang di dunia adalah pengungsi, Australia minta intervensi lebih lanjut

Acara ini menampilkan diskusi panel yang dipimpin oleh Mohamed Thorak Hali, Associate PPH/IP Officer, UNHCR.

Panelis dalam diskusi ini antara lain Prof. Dr. seperti ini. Amin Sama, SH, MA, (Para Ulama dan Dewan Syariah di berbagai lembaga Islam terkemuka), Prof. Amelia Fauzia, PhD (Guru Besar Sejarah Islam Universitas Islam Negeri) dan Saleh Agung Wasisa (Pakar Branding dan Komunikasi). 

Baca Juga: Posisi Rusia di UNHCR Terancam, Tanda Kalah?

Pembahasan mendetail tentang konteks sejarah bantuan pengungsi dalam Islam, prinsip-prinsip filantropi inklusif, dan bagaimana organisasi Islam dapat meningkatkan strategi komunikasinya.  

“Secara umum dan kolektif, Insya Allah, respon Islam terhadap pengungsi harus adil dan masuk akal,” kata profesor tersebut. Dr.K.H. seperti ini. Amin Sama menegaskan bahwa,

Selain itu, Prof. Amelia Fauzia, PhD menjelaskan pengungsi sangat kuat sebagai bagian dari kelompok yang patut didukung oleh lembaga kemanusiaan.

Lebih lanjut ia mengatakan, organisasi kesejahteraan yang berkomitmen membantu pengungsi dapat disebut sebagai organisasi kemanusiaan yang mengedepankan prinsip inklusi. 

Dalam sesi khusus, NU Care-LAZISNU dan LAZISMU yang mewakili organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, masing-masing menyumbangkan $225 juta kepada pengungsi di Indonesia melalui UNHCR.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Kohri Choli menyampaikan komitmen organisasinya dalam membantu pengungsi. 

“Kami didorong untuk bekerja sama membantu para pengungsi karena para pengungsi tidak pernah mengharapkan situasi seperti ini atas dasar kemanusiaan dan terpaksa mengungsi,” tambahnya.

Ia juga menambahkan, ada delapan aliran di kalangan pengungsi tersebut, antara lain Gharib, Ghormin, dan Ibnu Sabil. Oleh karena itu, dalam hal zakat, mereka juga berhak mendapat zakat.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Eksekutif LAZISMU Ibnu Tsani. Secara kelembagaan, sistem Islam ini terikat oleh Rahmatan Lalulamian. Artinya Islam harus menjadi solusi berbagai permasalahan umat manusia tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia. 

UNHCR juga mengapresiasi BP ZIS INDOSAT atas komitmen dan dukungan berkelanjutan terhadap pengungsi selama 3 tahun berturut-turut (2021-2023). Saat menerima penghargaan, Ketua LAZ SKI INDOSAT Adi Pournomo berbicara tentang dedikasi BP ZIS INDOSAT dalam membantu pengungsi dan kemitraan jangka panjang dengan UNHCR. 

“Persoalan pengungsi merupakan bagian dari kemanusiaan yang berlaku secara global. Kami berharap apa yang diberikan kepada pengungsi dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kehidupan mereka di masa depan,” tutupnya (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *