saranginews.com, Jakarta – Upaya Bank KB untuk memperbaiki infrastruktur dan kualitas aset kembali membuahkan hasil.
Per April 2024, bank tersebut memiliki rasio atau risiko yang disesuaikan dengan risiko (LAR) kurang dari 27 persen dengan kode BBKP.
Baca Juga: Bank berikan pinjaman komersial ke Pasar Pakwan Jaya di DKI dan Perum
Sebelumnya, KB Bank mampu menurunkan rasio penyesuaian risiko atau loan-to-value (LAR) dari 35 persen pada akhir kuartal I 2024, melalui inisiatif divestasi aset-aset berkualitas rendah melalui efek beragun aset (ABS) skema. .
Vice President KB Bank Robbie Mundong mengatakan kinerja positif tersebut dicapai melalui berbagai upaya yang dilakukan KB Bank, antara lain inisiatif write-down secara selektif dan hati-hati serta beberapa upaya pemulihan aset-aset yang berkinerja buruk.
Baca Juga: Alokasi Kredit Tetap BRI Capai Rp 787,9 Triliun di Q1 2024
Seperti diketahui, hubungan LAR Bank KB menjadi salah satu tantangan bagi Bank KB sejak dimulainya program reformasi pada tahun 2021.
Kemudian, setahun setelah KB Financial Group (KBFG) menjadi pemegang saham pengendali melalui KB Kookmin Bank, rasio LAR mencapai 65 persen.
“Rasio ini akan turun menjadi 50 persen pada akhir tahun 2022 dan 40 persen pada akhir tahun 2023 pada tahun-tahun mendatang,” kata Ruby di Jakarta, Rabu (22/5).
Pada akhir tahun 2024, Bank KB berencana meningkatkan kualitas aset dan mempertahankan rasio LAR di kisaran 20 persen.
Ruby mengatakan, komitmen dan dukungan kuat KBFG menjadi kunci untuk terus meningkatkan kinerja fundamental dan kualitas aset Bank KB.
“Struktur permodalan dan likuiditas kami juga stabil, sehingga kami dapat mengambil berbagai langkah untuk mendorong pertumbuhan kami,” kata Roby.
Sebagai lembaga keuangan terbesar di Korea Selatan, dengan aset yang dikelola (AUM) lebih dari 14.660 triliun, KBFG dikenal atas dukungan dan komitmennya yang kuat terhadap upaya pertumbuhan KB Bank.
Hal ini tercermin dalam berbagai inisiatif seperti penguatan struktur permodalan Bank KB melalui penawaran umum terbatas (PUT), sistem perbankan sentralisasi terbaru yang dikembangkan oleh KBFG, Next Generation Banking System (NGBS). Baru-baru ini, melalui KB Kookmin Bank, KBFG menerbitkan Standby Letter of Credit (SBLC) atas pinjaman KB Bank kepada Korea Development Bank guna memperkuat struktur keuangannya guna memperluas ekspansi kredit KB Bank.
Selain perkembangan besar, tahun ini KB Bank menargetkan pertumbuhan produktivitas dari perluasan portofolio pinjamannya.
Merupakan upaya untuk berkembang dengan menciptakan ekosistem bisnis pada segmen korporasi atau grosir, UMKM, dan ritel.
Contoh spesifik dari upaya tersebut antara lain dealer financing dan kemitraan yang baru-baru ini dilakukan antara PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), kata Ruby.
DCVI merupakan distributor resmi mobil dan bus Mercedes-Benz di Indonesia, dengan ekosistem industri otomotif khususnya kendaraan niaga yang menjanjikan pertumbuhan.
Contoh lainnya, lanjut Ruby, adalah kemitraan dengan produsen gula PT Perusahaan Gula Rajawali II (PG Rajawali II) dan perusahaan analisis data pertanian PT Mata Langit Solusindo (MATA) untuk fasilitas pembiayaan kredit bagi petani bit. ).
Melalui berbagai inisiatif tersebut, KB Bank berharap dapat mencapai laba operasional positif sebelum regulasi atau laba operasional pendahuluan (PPOP) pada akhir tahun 2024 dan laba bersih pada tahun 2025, kata Ruby.
“Seiring berkembangnya KB Bank, kami yakin dapat tumbuh bersama nasabah setia dan mitra,” kata Ruby (mcr10/jpnn).