Kebijakan Kapolri Bagi Casis Polri di Papua Menuai Pujian, Simak Pernyataan Karo SDM Ini

saranginews.com, PAPUA – Pemilihan calon bintara atau calon Polri 2024 telah digaungkan oleh para pemimpin senior di Papua dari berbagai kalangan, kepala suku, Komnas HAM, tokoh pemuda. 

Bagaimana tidak, kuota masuk di Papua tahun ini paling besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Bintara Polisi Cassis mendapat pelatihan perampokan dari Kapolri

Selain itu, pada awal tahun ini mereka memprioritaskan melayani Anak Asli Papua (OAP) sebagai negara teror.

Kombes Sugandi, Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Papua membenarkan, tahun ini jumlah Kapolri lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Cassi NCO yang Potong Jarinya dalam Penjambretan yang Diberikan Kapolri

Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 2000 ini mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat para remaja papan atas di Papua berminat melamar ujian rekrutmen CABA Polri tahun 2024, salah satunya adalah toleransi usia maksimal calon Bintara OAP. Yang terbesar dalam 25 tahun. 

“Dulu ada kebijakan khusus, umur polisi untuk caba OAP maksimal 21 tahun, tapi batasan umurnya 25 tahun. Dan itu harus dikatakan sekarang, makanya jumlah pendaftarannya bertambah,” kata Sugandi. pada hari Senin (20/5). 

Baca Juga: Petugas Terluka, Petugas Polisi Tembak Mati Perampok, Menderita Luka di Dada

Sugandi mengatakan pada tahun ini, Mabes Polri Papua telah memberikan sejumlah 2.000 orang yang biaya pendidikannya ditentukan oleh DIPA Polri.

“Pemilihan Bintara Noken tahun 2020 dulunya diberi dana dari pemerintah daerah. Tahun ini yang jelas dari perekonomian polri dan ibu kota polri memberikan perhatian lebih kepada anak papua tahun ini. NCO lokal. 2.000 orang dan “angka-angka ini mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada polisi nasional. Itu membuat Anda mengekspresikan diri,” kata mantan pejabat sumber daya manusia Papua Barat itu.

Terkait keputusan Dirpolri yang menaikkan usia Kapolri OAP, Sugandi mengatakan, hal tersebut karena pertimbangan usia kelulusan anak-anak di Papua sedikit berbeda dengan Pulau Jawa dan provinsi lainnya.

“Iya, mungkin mereka (anak-anak Papua) terbilang lebih tua ketika masuk sekolah atau keluar sekolah, sehingga usia kelulusannya tidak sebanding dengan negara lain,” jelasnya. .

“Jadi Mabes Polri mengambil kebijakan khusus untuk anak-anak lokal Papua, batasan usia maksimal 25 tahun, sehingga yang sedang belajar atau sudah lulus perguruan tinggi boleh mendaftar,” ujarnya.

Selain usia, Mabes Polri juga memberikan program khusus berbasis kesehatan mental kepada anak-anak lokal Papua. 

“Rata-rata nilai psikologi anak OAP khusus 60,96 dan psikotes melihat beberapa faktor seperti faktor kecerdasan, kepribadian, dan sikap kerja. nilai rata-rata (60,96)” jelas Sugandi (mcr30/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *