saranginews.com, Jakarta – Pimpinan Parlemen Rakyat Indonesia (MPR) empat negara bertemu dengan Pak Boediono, Wakil Presiden Indonesia ke-11 untuk melaporkan kegiatan MPR selama 2019-2024.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan partainya mempunyai banyak ide dan keinginan dari seluruh pelosok tanah air.
Baca selengkapnya: Amsari Ferry: Kalau GBHN dipakai, tidak ada pembangunan berkelanjutan
Tak hanya itu, pertemuan tersebut juga membahas rencana pengambilan kebijakan Pemerintah (GBHN) dan apa yang disebut PPHN (Pokok-pokok Haluan Negara) serta perubahan UUD 1945.
Senada dengan komentar MPR sebelumnya, dia mengatakan Indonesia memerlukan rencana jangka panjang seperti GBHN.
Baca Juga: Bamsoet Ungkap Dampak Kurangnya GBHN Terhadap Pembangunan
“Kita perkuat apa yang sudah kita tetapkan yang menjadi tujuan pokok kebijakan pemerintah, maka kalau 4 tahun yang lalu kita mendapat surat rekomendasi dalam bentuk satu dokumen, gagasannya agar MPR dilaksanakan. Pelajari dan pelajari kembali topik utama kebijakan pemerintah, seperti GBHN atau rencana pembangunan pada masa Bung Karno,” kata Bamsoet di Kampung Boediono, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Menurut Wakil Ketua Kelompok Korokoro, MPR telah menyelesaikan penyusunan dokumen PPHN, namun belum dapat diselesaikan saat ini karena keterbatasan waktu.
Baca selengkapnya: Bamsoet: China Kemajuan dalam Implementasi Model GBHN di Indonesia
Bamsoet mengatakan, ke depan akan disetujui dengan 3 opsi perlindungan hukum Markus.
Pertama, MPR akan melakukan sedikit perubahan dengan menambahkan dua ayat pada kedua pasal tersebut.
Kedua, melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang KPS (Perubahan Peraturan Perundang-undangan), daftar undang-undang dengan menghilangkan klarifikasi untuk menghidupkan TAP MPR.
Pak Bamsoet mengatakan “Yang ketiga kalinya adalah sidang legislatif.
“Menurut Boediono, rencana jangka panjang ini penting agar negara kita bisa melangkah jauh untuk mewujudkan semuanya.
Menurut Bamsoet, Boediono memperingatkan pimpinan MPR tentang tiga hal penting.
“Pertama, pembangunan manusia menitikberatkan pada pembinaan generasi muda melalui pendidikan dan kesehatan. Hal ini terkait dengan program pangan gratis yang memberikan gizi lebih baik, seperti memberikan kesehatan bagi generasi penerus dengan biaya rendah, pemerataan dan pendidikan berkualitas,” dia menjelaskan. .
Pak Bam Siau juga mengingatkan pemerintah akan pentingnya pendidikan yang harus diperhatikan pemerintah.
Dan hal penting lainnya adalah pembangunan ke depan melalui pembangunan politik, hukum, birokrasi dan lainnya, tutup Bamsoet (mcr8/jpnn).
Baca selengkapnya… Saiful Mujani: Reformasi harus dilawan untuk selamatkan GBHN.