Pengakuan Sopir Bus yang Kecelakaan di Subang, Ada yang Tak Beres, Susah

saranginews.com – SUBANG – Sopir bus Trans Putera Fajar, SAD (50) tak bisa menyembunyikan kesedihannya usai kendaraan yang diangkutnya mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kabupaten Subang pada Sabtu (11/5) malam.

Sebelas orang tewas akibat kecelakaan itu dan puluhan lainnya luka-luka.

BACA JUGA: Tidak ada saluran rem di lokasi kecelakaan Subang

SAD terus meminta maaf setelah gagal menyelamatkan puluhan penumpang rombongan SMK Lingga Kencana Depok.

Pria asal Kota Bekasi itu ditugaskan mendampingi rombongan mahasiswa asal Kota Depok yang menggelar acara perpisahan di Kota Bandung.

BACA JUGA: Turut Berduka Cita, Nama Korban Kecelakaan Bus Ciater Subang

Menurut dia, bus yang ditumpanginya terbalik saat sampai di Jalan Raya Ciater karena rem blong.

SAD mengatakan, bus tersebut mengalami masalah namun sudah diperbaiki saat libur rombongan.

BACA JUGA: Sekelompok Siswa Korban Kecelakaan di Subang Disambut Emosional di SMK Lingga Kenkana, Depok

“Itu (diperbaiki), namanya penyetelan rem, di Tangkuban Parahu. Dari Tangkuban Parahu sorenya makan siang di restoran, lalu jalan pulang, lari normal, lari normal,” kata SAD saat ditemui di RSUD Subang. , Minggu (12/5).

Saat SAD sampai di perempatan Jalan Raya Ciater, SAD mulai merasakan ada yang tidak beres pada rem busnya.

Saat ini, mobil-mobil keluar masuk persimpangan dan SAD tidak mampu mengerem.

Kontur jalan yang terus menurun membuat SAD kesulitan menjaga kecepatan, serta rem blong.

SAD berinisiatif membawa bus yang rusak itu ke sisi kanan jalan dan bertabrakan dengan tiang listrik.

Sayangnya, ada tiga sepeda motor dan mobil Feroza di sisi kanan jalan yang turut ditabrak bus bernomor polisi AD 7524 OG tersebut.

Sopir bus Trans Putera Fajar, SAD (50) di ruang perawatan RSUD Subang, Minggu (12/5). Foto: Sumber JPNN

“Maksudku, kalau tidak, akan sulit untuk bersiap-siap.” Dalam situasi ini, saya mulai mencari setiap pendaratan yang ada keadaan darurat, semacam tempat penyelamatan, (saya mencari tempat) yang tinggi.”

“Saya tidak merasakannya dari atas ke bawah.” Kalau saya lanjutkan pasti akan lebih banyak lagi (korban) yang kesusahan, ada mesin mobil dalam kecepatan tinggi, tidak ada persneling dan tidak ada rem, hilang. Saya inisiatif, saya lihat tiang listrik, belok kanan, ”ujarnya.

Akibat kejadian ini, sebelas orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Kesebelasnya berjumlah sembilan siswa, satu guru penumpang bus, dan satu pengendara sepeda motor.

Diakui SAD, ini bukan kali pertamanya berkendara di Jalan Raya Ciater. Ia tak menyangka perjalanannya kali ini justru memakan banyak korban jiwa. 

“Saya sudah lama menjadi pengemudi sejak tahun 1996 dan saya melewati jalur ini tidak hanya sekali atau dua kali, tapi berkali-kali,” ujarnya.

SAD mengalami luka ringan.

Saat ditemui di ruang perawatan, SAD meminta maaf. Ia mengatakan kejadian ini merupakan tragedi yang tidak diinginkan.

“Kepada para korban, kepada keluarga korban, saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Tidak ada yang menginginkan hal itu, ini adalah bencana,” kata SAD.

“Maafkan aku, aku sangat menyesal, itu bukan kemauanku,” ucapnya.

Sebelumnya, Humas Polda Jabar Jules Abraham Abast mengatakan, bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG melaju dari arah selatan menuju utara di Jalan Raya Ciater Subang. 

Saat bus berada di jalan terjal, bus berbelok ke kanan dan menabrak mobil Feroza yang datang dari arah berlawanan.

Bus kemudian terguling ke samping dengan ban di atasnya. Selain itu, bus tersebut menabrak tiga kendaraan roda dua yang berdiri di bahu jalan.

Bus berhenti setelah menabrak bahu jalan Subang-Bandung, kata Jules. (mcr27/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *