saranginews.com – BUKITTINGGI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban jiwa akibat banjir lahar dingin hujan Gunung Marapi yang membanjiri lima kabupaten/kota di Sumbar bertambah menjadi delapan orang. totalnya menjadi 58 pada Rabu (15/5).
Hal ini berdasarkan data yang disampaikan ke Puskomda BNPB hari ini, kata Deputi Penanggulangan Darurat BNPB Fajar Setyawan dalam pertemuan di Bukittinggi, Sumatera Barat, Rabu (5).
BACA JUGA: Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 200 Juta untuk Korban Banjir dan Longsor di Sulsel
Ia juga menjelaskan, jumlah korban hilang kembali bertambah, dari 27 orang menjadi 35 orang. Seluruh korban hilang masih dicari. Selain itu, jumlah keluarga terdampak mencapai 1.543 orang dan 33 orang mengalami luka-luka.
Para korban dipastikan berasal dari lima kabupaten dan/atau kota terdampak, yakni Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Padang Padang, Kota Padang, dan Padang Panjang.
BACA JUGA: Irjen Iqbal kirimkan doa dan 3 food truck untuk korban Galod di Sumbar
Jumlah tersebut kemungkinan akan berubah lagi karena BNPB bersama tim gabungan termasuk BPBD Sumbar masih melakukan asesmen dan melakukan proses pencarian dan evakuasi, kata Fajar.
Fajar juga memastikan seluruh kebutuhan pokok dan bantuan segera disalurkan baik melalui transportasi darat maupun udara dengan helikopter karena keselamatan para korban bencana menjadi prioritas.
BACA JUGA: Korban tewas di Galod bertambah menjadi 50 orang di Sumbar
“Untuk memastikan operasional penanganan darurat berjalan lancar dan berdasarkan laporan BMKG bahwa mungkin akan terjadi hujan sedang hingga lebat dalam beberapa hari mendatang, kami memulai pengoperasian teknologi modifikasi cuaca pada hari ini,” ujarnya.
Pusdalops BNPB mencatat, pada Sabtu sore (11/5/05), banjir bandang bercampur material lahar hujan melanda beberapa wilayah di Kabupaten Agamo, Tanah Datar, dan Padang Panjang.
Selain itu, asesmen pada Senin (13/5) menunjukkan bencana juga berdampak pada wilayah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.
Bencana tersebut dilaporkan menyebabkan kerusakan parah bahkan mengganggu jalur angkutan Padang-Agam-Tanah Datar-Bukittinggi-Solok sehingga menyebabkan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan mulai Senin (13/5).
Beberapa posko besar tanggap bencana, salah satunya Halaman Kantor Gubernur Tanah Datar, telah didirikan untuk mendirikan pusat logistik dan koordinasi.
Pemerintah pusat melalui BNPB setelah mendapat persetujuan Komisi VIII DPR RI siap menyalurkan dukungan operasional penanggulangan dampak bencana dalam bentuk pendanaan dari total dana siap pakai (DSP) sebesar Rp 3,2 miliar. unit senilai Rp 200 juta – Rp 250 juta.
Selain itu dukungan logistik juga diberikan sejumlah tenda pengungsian, tenda keluarga, ratusan paket sembako, makanan siap saji, perlengkapan kebersihan, banyak terpal, selimut, kasur, pompa alcon, lampu jendela, tenaga surya. lampu panel, toilet portable, gergaji pohon dan kebersihan. (antara/jpnn) Sudah lihat video terbaru ini?