Ahmad Sahroni Dukung Pembangunan Lapas di Babel Guna Mengatasi Over Kapasitas

saranginews.com, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendukung pembangunan Lapas Toboali atau Lapas di Bangka Belitung (Babel) sebagai solusi menghilangkan kekerasan.

Hal itu disampaikan Sahroni menanggapi upaya Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Babel yang melanjutkan pembangunan Lapas Toboali oleh Kakanwil Harun Sulianto, di Pangkalpinang, Sabtu (28/4). ),

BACA JUGA: Ganja Cair Jadi Cara Baru Kumpulkan Narkoba, Sahroni Minta Polri Gandeng APVI

Pembangunan Lapas Toboali dilatarbelakangi minimnya fasilitas pemasyarakatan di wilayah Bangka Selatan.

Sahroni juga berpendapat bahwa permasalahan terbesar Lapas di Indonesia adalah terkait kapasitas Lapas.

BACA JUGA: Dua Orang Tua Bertemu di Pemakaman, Bertengkar, Satu Meninggal, Ini Alasannya

Sahroni mengatakan dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/4), “Masalah terbesar kami adalah banyak penjara yang kapasitasnya lebih besar. Jika dibiarkan, kami khawatir itu tidak cukup, dan dari segi hak asasi manusia terkesan lemah.”

Oleh karena itu, lanjutnya, bagi daerah yang belum terdapat penjara seperti Toboali, Komisi III akan sangat mendukung pembangunan penjara di sana.

BACA JUGA: Pegawai Bodoh Ini Menyerah ke Polisi, Perbuatannya Sangat Memalukan

Anggota Fraksi Partai NasDem mengatakan, “Pengadilan daerah lain di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bisa ditiru, tidak berkumpul di satu tempat.”

Meski demikian, Sahroni juga berpesan kepada aparat penegak hukum untuk tetap melanjutkan proses rehabilitasi.

Menurutnya, tindakan tersebut merupakan cara paling efektif untuk menghindari masalah kelebihan kapasitas lapas yang terjadi saat ini.

“Yang terpenting model penyelesaian perkara pidana kita perlu diubah, selalu mengedepankan hak koreksi,” ujarnya.

Pria asal Tanjung Priok ini menilai tidak perlu menangkap semua pelaku kejahatan. Sebab solusinya adalah hak pemulihan.

Sahroni berkata: “Tidak baik membangun banyak penjara, kalau ceritanya seperti ini pasti penuh.”

Menurut Sahroni, pungli tidak lagi menjadi fokus utama undang-undang baru tersebut. Yang penting adalah solusi berimbang yang memberikan keadilan bagi para korban.

“Seperti mencuri ayam atau mencuri hewan, masuk penjara, jangan bicara seperti itu. Cari solusi lain yang lebih baik,” kata Ahmad Sahroni. (gemuk/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *