Peringati Reformasi, Aktivis Minta Rezim Baru Tidak Membelokkan Sejarah

saranginews.com, Jakarta – Aktivis, aktivis, dan korban pelanggaran hak asasi manusia menggelar aksi unjuk rasa memperingati 26 tahun reformasi Front Bantuan Reformasi Indonesia, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. .

Mereka memamerkan 2.000 tengkorak dan 1.000 replika batu nisan untuk memperingati 26 tahun Reformasi.

Baca Juga: Museum Polri Jelas, Tapi Kenyataan di Lapangan Tidak, Kata Front Reformasi

Para aktivis mengambil tindakan untuk menunjukkan kekerasan Orde Baru, yang menewaskan lebih dari 500.000 orang demi keuntungan politik dan ekonomi, menurut berbagai literatur.

Beberapa kejahatan paling terkenal hingga saat ini antara lain Penembakan Misterius 1982, Rumah Hyudong 1989, Kasus Suttet, Munir, Udin Bernas, Marcina, Pembunuhan Massal 1965, Poso dan Sampit.

Baca: Harjuno Berencana Sita Aset Koruptor Tanpa Tuntutan Pidana, Tuntut Reformasi Hukum

98 Aktivis Faujan Lutsa mencatat, di peringatan 26 tahun reformasi, masih terdapat pelanggaran HAM yang perlu diselesaikan.

“Kami berpendapat hal ini harus terus berlanjut agar pemerintahan saat ini atau pemerintahan masa depan tidak mencoba mengubah sejarah,” kata Fujan dalam pertemuan di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Aktivis 98 Sebut Presiden Jokowi Mengkhianati Cita-cita Reformasi yang Diperjuangkannya

Sementara itu, acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa, pejabat, media, dosen, fotografer dan produser konten media sosial.

Mereka sedang melihat replika kuburan yang terbuat dari plakat bertuliskan nama korban pelanggaran HAM seperti Munir, Viji Tukul, Marsina, dan Udin Bernas.

Replika makam yang bertabur bunga juga dihias, dan bendera merah putih yang warnanya mulai memudar juga dipajang.

Dalam rangka HUT Reformasi ke-26, rencananya 2000 tengkorak dan 1000 replika makam akan dipajang selama tiga hari mulai tanggal 21 hingga 23 Mei. (Ast/jpnn) Dengar! Pilihan Editor:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *