Jepang).
Banyak permasalahan yang dibahas dalam pertemuan tersebut, termasuk upaya peningkatan hak warga negara atas kesehatan masyarakat sebagai bagian dari hak asasi manusia. Hal tersebut diungkapkan Roy Beran dalam keterangannya kepada pers.
BACA JUGA: WAML siap menggelar Rapat Ikatan Dosen Hukum Kesehatan Indonesia ke-28
“Banyak hal yang telah kita diskusikan terkait upaya peningkatan hak asasi warga negara sebagai bagian dari hak asasi manusia yang kita tahu berkembang sangat pesat di banyak belahan dunia saat ini,” kata Roy Beran dalam siaran persnya.
Roy Beran mengatakan diskusi tersebut merupakan pertukaran gagasan. Menteri Jason, kata Roy, menyambutnya dengan antusias.
BACA JUGA: 6 Napi Lapas Sorona Bersembunyi di Rumah Warga, Banyak Pengungsi
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas masalah kesehatan narapidana. Roy mengatakan dirinya dan Menteri Jason sepakat hak kesehatan narapidana merupakan hak asasi manusia yang perlu ditinjau dan ditinjau kembali.
“Bahkan WAML siap membantu negara-negara jika diperlukan untuk memperkuat hak-hak narapidana untuk mendapatkan kesehatan yang baik, sehingga tidak ada kesenjangan hak asasi manusia,” Roy.
BACA JUGA: HBP ke-60, Ini Kemenangan yang Diinginkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Dalam pertemuan tersebut, Roy Beran juga mengundang Menteri Jason untuk menghadiri dan berbicara pada Kongres Hukum Kedokteran Dunia ke-28 yang akan diselenggarakan di Batam pada Juli 2024.
“Masalah yang diminta untuk disampaikan adalah tentang penghormatan terhadap hak kesehatan narapidana di Indonesia,” ujarnya.
Indonesia kembali berpeluang menjadi tuan rumah Kongres Hukum Kedokteran Dunia, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Kongres Dunia ke-20 di Nusa Dua Bali pada tahun 2014 atau sepuluh tahun lalu yang nampaknya sukses dan berkesan. . Pada pertemuan tersebut didampingi oleh Roy Beran, ketua panitia lokal Dr. Bakhtiar Husein. (kuyu/jpnn)
BACA JUGA… Kisah Masa Kecil Yasonna H Laoly, Pengalaman Hidup Menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
