RUU Penyiaran Jadi Topik Hangat, Gibran Ikut Berpendapat

saranginews.com, SOLO – Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menanggapi perdebatan soal biaya media pada Senin (20/5). Menurut dia, pemerintah ingin setiap berita yang disiarkan tidak memihak.

Gibran dalam wawancaranya mengungkapkan, pemerintah ingin menjaga hubungan terbuka dengan media online dan cetak.

Baca Juga: Misteri Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Akankah Pakar dan Politisi Jaga Keseimbangannya?

“Kami ingin teman-teman di media elektronik dan cetak bisa terbuka seperti ini,” ujarnya.

Wali Kota Solo mencontohkan hubungan baik yang ia jaga dengan media semasa berkuasa.

Baca juga: Informasi Budaya Hilang di Situasi Kabinet Prabowo-Gibran, Artis Khawatir

“Kalau ada pertanyaan, tidak bisa menjawab semuanya. Seng hebat, Seng Ra Cetho tidak menjawab semua,” ujarnya.

Putra Presiden Joko Widodo itu menegaskan, sebagai pemerintah, ia menginginkan laporan yang akurat. Namun, dia siap menerima segala pendapat pers.

Baca juga: Gibran Tak Hadiri Perayaan Hari Aksara Nasional di Kota Solo

“Tentu kami hanya ingin bagus. Dan jika ada masukan dari teman-teman dan media, kami menyambut baik,” tutupnya.

Di sisi lain, banyak jurnalis yang tergabung dalam “Aliansi Kebebasan Pers Lampung” di Lampung, Sumatera Selatan, yang berdemonstrasi di Bundaran Adipura Kota Bandar Lampung pada Minggu (19/5) sore.

Mereka menolak amandemen UU 32/2002 tentang media yang sedang dibicarakan DPR. Mereka menilai banyak ketentuan dalam Undang-Undang Penyiaran (RUU) yang mengancam kebebasan media.

Salah satunya pada ayat (2) c pasal 50B. Hal ini menunjukkan bahwa Standar Isi Media (SIS) memuat batasan pada publikasi informasi penelitian saja. (mcr21/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *