saranginews.com, JAKARTA – Bonus demografi Indonesia harus digenjot agar Indonesia mencapai masa keemasannya pada tahun 2045.
Saat itu, lembaga keuangan dunia IMF memperkirakan Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terkuat ke-4 di dunia setelah China, India, dan Amerika.
BACA JUGA: Di era digital, penipuan dan hoaks menjadi tantangan bagi demokrasi
Untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dan meningkatkan bonus demografi, salah satu cara untuk mendorong kreativitas dan inovasi adalah teknologi digital.
Menurut Anggota Komisi I DPR Taufiq R Abdullah, perkiraan tersebut bisa naik karena Indonesia sedang mengalami harga demografi.
BACA JUGA: Seorang Anak Bunuh Ibunya, Pelaku Cerita ke Tetangga, Ambil 330 Ribu
“Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan adalah contoh negara-negara yang dengan bonus demografi mampu mengembangkan perekonomiannya dengan pesat dan menjadikannya negara maju,” kata Taufiq saat membuka debat daring.
Syuro Pembina PKB 2019-2024 2010 ini mencontohkan Jepang yang mengalami bonus demografi pada tahun 1950-an yang membuatnya menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada tahun 1970-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet. .
BACA JUGA: Wanita Dibunuh, Jenazah Korban Dimasukkan ke Koper, Identitas Terungkap
Jepang telah berhasil mempersiapkan kaum mudanya menghadapi dampak demografis dengan meningkatkan sektor pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.
Namun, lanjut Taufiq, masih ada negara yang belum memanfaatkan keunggulan demografi tersebut, yakni Afrika Selatan.
Kegagalan ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara tingkat pertumbuhan generasi dan pertumbuhan lapangan kerja. Terdapat perbedaan antara kemampuan atau keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja dengan yang ditawarkan oleh karyawan.
“Jadi agar Indonesia dapat memanfaatkan tren bonus demografi yang bertepatan dengan era digital ini, salah satu caranya adalah dengan memperkuat kreativitas dan inovasi teknologi digital,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Taufiq, kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 adalah dengan menguasai teknologi digital. Selain itu, menurut Bappen 2023, teknologi berpotensi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 hingga 7,1 persen.
Untuk itu, Taufiq mendorong masyarakat untuk menyekolahkan anaknya agar bisa mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.
Masyarakat membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan komitmen untuk berkembang. Khususnya untuk mendapatkan pendidikan teknologi digital.
Selain itu, masih terdapat kekurangan tenaga ahli digital di Indonesia. Bahkan pada tahun 2030, ketika India mengalami surplus ahli digital hingga 245,3 juta orang, maka Indonesia akan mengalami kekurangan sekitar 18 juta ahli digital.
Praktisi literasi digital Profesor Widodo Muktijo mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia, pemerintah telah mengambil 5 langkah untuk mempercepat transformasi digital.
Yakni, infrastruktur terkoneksi secara menyeluruh, pembuatan peta jalan seluruh kementerian dan lembaga, pembuatan pusat data nasional terpadu, penciptaan talenta digital, dan pembuatan regulasi.
Padahal, anggaran Cominfo awalnya sekitar Rp7-8 triliun, tahun 2021 akan lebih dari Rp20 triliun. Hal ini menunjukkan tekad kami untuk tidak ketinggalan. , kita akan ada tunjangan digital atau bonus digital,” kata staf khusus Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
Lanjut Profesor Widodo, semua kondisi tersebut harus menjadi insentif bagi masyarakat untuk memasuki dunia digital dan berubah menjadi masyarakat produktif di era digital.
Ia pun mencontohkan berbagai profesi di era digital. Misalnya saja pembuat konten, penulis lepas, jasa review, desainer, dan penjualan produk online.
“Kemampuan kita bukan karena kaya atau posesif, tapi kemampuan kita sudah berubah, sehingga membutuhkan kecerobohan dan pemikiran kita yang out of the box. Bahkan kita bekerja ke arah out of the box. Untuk melakukan hal yang mustahil,” kata ketua umum. pengurus LKBN. Antara tahun 2020 dan 2023 Š.
“Untuk menjadi pebisnis online yang berjiwa wirausaha harus mampu menggunakan kreativitas dan inovasi serta memanfaatkan peluang. Kemudian membuat perbedaan dan memberi nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Sementara itu, pengusaha dan akademisi Jamal Lutfi berbicara tentang hal-hal teknis untuk dapat memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat. Setidaknya masyarakat perlu memahami prinsip dasar bisnis.
Artinya, tujuan dan impian seperti visi dan misi, berani mengambil risiko, kemampuan kepemimpinan, kreativitas dan inovasi, berpikir ke depan, kemudian membangun relasi dan networking.
Semua prinsip utama tersebut akan dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila masyarakat mempunyai kemauan yang kuat, berjuang keras, siap menghadapi berbagai peluang, selalu berpikir positif, berjiwa sosial dalam berkomunikasi sosial dan yakin bahwa pekerjaan yang dilakukannya akan berhasil.
“Bisnis hanya punya tiga landasan, yaitu produk, pasar, dan pengelolaan keuangan. Itu tiga poin terpenting dalam bisnis,” jelas Jamal.
Jamal tidak memungkiri digitalisasi berdampak pada perkembangan dunia usaha. Dimana sektor-sektor utama dalam bisnis juga berada di bawah kendali digital.
Di sisi lain, lanjut Jamal, keterlibatan teknologi dan inovasi digital dapat menciptakan nilai, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan efisiensi operasional.
“Integrasi teknologi digital dapat mencakup strategi digital, analitik digital dan pemanfaatan media sosial untuk memenuhi kebutuhan pasar, serta menciptakan nilai tambah dan mempercepat pertumbuhan bisnis,” ujarnya (rhs/jpnn)
BACA artikel LAINNYA… Polisi tetapkan 4 tersangka kasus penyerangan dan penikaman mahasiswa Unpam