Kementerian Kebudayaan Hilang dari Skenario Kabinet Prabowo-Gibran, Pelaku Seni Resah

saranginews.com, Jakarta – Saat debat calon presiden di Festival Demokrasi 2024, pembahasan soal pembentukan Kementerian Kebudayaan yang mandiri kembali terulang.

Namun wacana tersebut nyaris sirna setelah skenario kabinet terbaru Prabowo Gibran tidak menyertakan kementerian tersebut.

Baca Juga: Rina Chiputra Berkomitmen Pelestarian Seni dan Budaya, Raih Penghargaan Nusantara 2024

Sebelumnya, banyak pekerja budaya dan pakar seni yang mendukung pemisahan budaya dari Kementerian Kebudayaan.

Oleh karena itu, banyak seniman dan budayawan yang kecewa dengan skenario terbaru ini, mengingat relevansi budaya sebagai landasan segala ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter bangsa.

Baca Juga: PermataBank terlibat dalam pelestarian budaya dukung perayaan Adeginga Mangkunegaran ke-267

Happy Salma, seorang aktor dan artis aktif mengungkapkan kekecewaannya.

“Tadinya kami sangat khawatir, banyak mendapat kabar kalau Kementerian Kebudayaan dibiarkan begitu saja. Jadi fokusnya akan luar biasa,” ujarnya.

Selama lima tahun terakhir, Happy Salma mendapat perhatian dan dukungan khusus dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di bidang seni dan budaya.

Kerjasama antara pemerintah dan swasta yang terjalin dengan baik memberikan sumber daya yang cukup bagi kebangkitan seni dan budaya di Indonesia.

“Sebelumnya hampir seluruh kegiatan kami terima dari pihak swasta saja.

Berikan CSR dengan cara ini. “(Sekarang) kita sudah menikah, pihak swasta dan pemerintah bersatu, dan kita punya banyak sumber daya untuk menghidupkan kembali seni itu sendiri atau budaya itu sendiri,” ujarnya.

Menurut Salma yang gembira, keberadaan Kementerian Kebudayaan tersendiri akan memperbaiki banyak hal.

Kebijakan terkait budaya menjadi lebih spesifik dan tepat sasaran.

Selain itu, administrasi akan disederhanakan.

“Dari sudut pandang administratif, budayanya mungkin akan jauh lebih sederhana. Karena kami sebenarnya berada di bawah payung nasional yang sama, kami juga terhubung satu sama lain. Bukan hanya pendidikan, tapi juga arah lain, pariwisata,” jelasnya.

Perlunya sosok yang fleksibel Happy Salma mengaku tetap mengapresiasi kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini.

Salma yang gembira berharap program-program yang sudah berjalan baik dapat dilanjutkan oleh kabinet baru.

“Sebenarnya sudah banyak program yang luar biasa, saya harap bisa terus berjalan.

Tentu saja, agar sekuelnya tidak dimulai dari awal. Itu masih sangat bagus. “

Ia juga meminta untuk mempertahankan struktur kepemimpinan yang ada di bidang kebudayaan. Menurut dia, mereka yang menduduki jabatan tersebut sudah sangat berpengetahuan di bidang seni dan budaya serta mampu beradaptasi dengan minat berbagai pelaku seni dan budaya.

“Tolong jangan ganti dirjen kalau bisa jadi menteri. Karena seseorang sulit (beradaptasi). Kita semua adalah seniman yang bersatu dalam satu suara. “Meski kadang kita berselisih paham, tapi itu semua dalam situasi positif untuk menunjukkan persatuan dan membawa perbedaan kita ke permukaan,” harapnya.

Happy Salma juga berharap kabinet baru dapat meningkatkan aksesibilitas dan komunikasi informasi terkait budaya sehingga para pekerja seni dan budaya di Indonesia dapat lebih mudah berinteraksi dengan pemangku kepentingan.

“Mungkin aksesibilitas harus ditingkatkan.” Sekarang ada banyak konten bagus. Aksesnya lebih mudah, informasinya lebih jelas,” pungkas Happy Salma (mcr10/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *