Kematian Presiden Iran Berpotensi Menyolidkan Kubu Konservatif

saranginews.com, JAKARTA – Meninggalnya Presiden Iran Ibrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdullahi dalam kecelakaan pesawat kemungkinan besar akan mendorong pergerakan kelompok konservatif yakni pengikut Raisi, kata analis hubungan internasional Dina Prapto Raharja.

Hal ini untuk memastikan Iran tidak menyimpang dari jalur yang ditetapkan oleh mantan pemimpin yang telah meninggal itu, kata Dinah saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Dilaporkan Serangan Israel, Warga Iran Putuskan Tetap Tidur

Pendiri Synergy Principles yang berpikiran bebas ini menjelaskan, Presiden Raisi adalah pemimpin yang mengedepankan gagasan inovasi praktis.

“Raisi telah memilih posisi stabil dalam perundingan, bertekad untuk memberikan tekanan pada Iran dan bekerja keras untuk membebaskan Iran dari sanksi Amerika dan Barat,” katanya.

Baca Juga: Presiden Iran Ibrahim Raisi Benarkan Meninggal karena Kecelakaan

Presiden Raisi, lanjut Dinah, telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia, mendevaluasi dolar, dan memperluas kerja sama ekonomi dengan China dan Rusia.

Di bawah kepemimpinan Raisi, Iran menjadi anggota penuh organisasi BRICS dan memperbarui hubungan diplomatik dengan Arab Saudi tanpa mediasi Barat.

Baca selengkapnya: Efektif dalam mencegah serangan Iran, Iron Dome Israel mengesankan Inggris

“Ini berarti Raisi mengambil pendekatan yang berbeda dari pendekatan mantan Presiden Hassan Rouhani, yang terlibat dengan Barat untuk mencapai kesepakatan mengenai masalah nuklir dan menjatuhkan sanksi internasional yang berat terhadap Iran,” tambah Dina.

Terima kasih kepada Presiden Raisi, Dina menjelaskan bahwa Iran merupakan agen penting dalam Uni Ekonomi Eurasia dan telah menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara di Afrika dan Arab seperti Djibouti, Maladewa, Sudan, Mesir, Libya, Kuwait, dan Arab Saudi. “Begini Cara Menghindari Sanksi Ekonomi dari Raisi Barat”.

“Kekuasaan menunggu untuk melihat proses pemilu di Iran,” kata Dina tentang apa yang akan terjadi di kawasan Timur Tengah setelah kematian Presiden Raisi.

Menurut Dina, membaiknya hubungan antar negara-negara Timur Tengah menunjukkan bahwa tidak ada negara besar di Timur Tengah yang menginginkan adanya ketidakstabilan di kawasan. “Mereka cenderung berhenti lagi.” (semut/dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *