saranginews.com, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi DRP S. Hasan Siadzili menyoroti penyerangan doa rosario yang dilakukan pelajar di Setu, Tangrang Selatan (Tangsel).
Ace mengingatkan seluruh pihak untuk tidak mengganggu masyarakat saat ibadah berlangsung
Baca Juga: Kasus Merah Rumah Mahfud MD, 2 Diuji, Siapa Mereka?
“Beribadah adalah hak setiap warga negara. Hal ini tidak boleh dihalangi. Apalagi kalau bisa dicegah dengan cara kekerasan,” kata saranginews.com, Rabu (8/5).
Politisi Golkar meminta masyarakat tidak menunjukkan kekerasan atau mengintimidasi mereka yang hendak beribadah.
Baca juga: Ahmed Johan dari DRP mengutuk penyerangan terhadap pelajar Katolik saat salat di Tangsel
Menurutnya, setiap permasalahan harus diselesaikan melalui dialog.
“Sebaiknya kita selesaikan melalui dialog dan diskusi kekeluargaan,” ujarnya.
Baca Juga: Viral Video Mahasiswa Universitas Pamulang Dianiaya dan Dibacok Saat Puja, Polisi Bergerak
Dia menyerahkan pengusutan kasus tersebut kepada aparat penegak hukum dan meminta pelaku kekerasan terhadap jamaah untuk bertindak tegas.
AC mengatakan: “Pembuat undang-undang harus bertindak tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku terhadap kelompok yang melakukan kekerasan atas nama apapun, apalagi jika tindakan kekerasan tersebut dilakukan karena berupaya menghalangi masyarakat untuk beribadah.”
Sebelumnya, polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam insiden pemukulan salat Rosario sejumlah pelajar di Setu, Tangrang Selatan.
“Salah satu tersangka adalah Ketua RTO setempat,” kata Kapolres Tangsel Ibnu Baghs Santoso dalam jumpa pers di Polres Tangsel, Selasa (5/7).
Selain D, polisi menetapkan tiga tersangka lagi yakni I (30), C (36), dan A (26).
Saya curiga saya berperan dalam mengintimidasi dan mendorong korban yang menolak pergi.
Ibnu menyimpulkan, tersangka mendorong tubuh korban sebanyak dua kali. (mcr8/jpnn)
Baca artikel lainnya… Bea dan Cukai mengajak mahasiswa memahami sistem kepabeanan dan cukai.
