Kupas Tuntas Dinamika Perjalanan JKN, Dirut BPJS Kesehatan Rilis Buku

saranginews.com, JAKARTA – Direktur Utama BPJS Kesehatan Gufron Mukti telah merilis dua buku. Yang pertama berjudul “Roso Body Dadi Duren, Bien Gelo Saiki Keren: Catatan Perjalanan 10 Tahun BPJS Kesehatan”.

Buku ini menghimpun beberapa peristiwa penting yang mengiringi langkah BPJS Kesehatan sejak beroperasi pada 1 Januari 2014.

BACA JUGA: Selamat kepada Dirut BPJS Kesehatan atas ditunjuknya menjadi co-convener JLN Steering Group

Buku ini memaparkan dinamika BPJS Kesehatan selama sepuluh tahun dalam mengelola Skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Buku kedua berjudul “Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Kesehatan”. Buku ini banyak membahas tentang dasar-dasar jaminan kesehatan sosial, termasuk pro dan kontra penerapan program JKN.

BACA JUGA: Direktur Utama BPJS Kesehatan Gufron Mukti Raih Indonesia Top 50 CEO Award 2024

Selanjutnya, Kebutuhan Kesehatan Dasar (KDK), Kelas Standar Perawatan Rawat Inap (KRIS), Mekanisme Promosi Kelas dan Pengurangan Biaya, Program Anti Fraud, Transformasi Digital oleh BPJS Kesehatan dan lain-lain.

Mendaftarkan lebih dari 97% penduduk Indonesia menjadi peserta JKN dalam 10 tahun bukanlah hal yang mudah, ujarnya.

BACA JUGA: Direktur BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Program Studi Mandiri

Pada saat yang sama, BPJS Kesehatan juga harus meningkatkan kepuasan peserta JKN dengan memberikan pelayanan yang sederhana, cepat dan merata.

“Melalui kerja keras dan kolaborasi dengan semua pihak, BPJS Kesehatan mampu melewati berbagai tantangan dalam mencapai cakupan kesehatan universal (UHC) di Indonesia,” kata Gufron.

Gufron mengatakan pada tahun 2014, jumlah peserta JKN tercatat sebanyak 114 juta orang. Pada 10 Mei 2024, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 271,2 juta.

Pemanfaatan program JKN terus meningkat, dari 92,3 juta per tahun pada tahun 2014 menjadi 606,6 juta per tahun pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan betapa besarnya dampak program JKN terhadap masyarakat.

BPJS Kesehatan juga meningkatkan pelayanannya dari waktu ke waktu. Dalam hal akses terhadap layanan kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang terafiliasi dengan BPJS Kesehatan terus bertambah.

BPJS Kesehatan juga mengembangkan berbagai inovasi digital yang memudahkan peserta, penyedia layanan kesehatan, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengakses kebutuhannya masing-masing.

Gufron juga mengatakan digitalisasi layanan BPJS kesehatan telah berkontribusi terhadap transformasi sistem kesehatan Indonesia.

Dengan layanan administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), JKN Mobile App dan BPJS 165 Puskesmas, masyarakat dapat mengurus administrasi, meminta informasi atau menyampaikan pengaduan terhadap program JKN hanya melalui telepon genggamnya.

Di masa pandemi, aplikasi P-Care yang digunakan mitra fasilitas kesehatan Tier 1 (FKTP) BPJS Kesehatan di Indonesia mempercepat proses vaksinasi Covid-19.

“Dulu peserta JKN wajib fotokopi berkas saat berobat, kini cukup menunjukkan NIK di KTP sudah bisa dilayani asalkan peserta JKN berstatus peserta aktif dan mengikuti prosedur. Tentu saja jumlahnya banyak. inovasi lainnya,” kata Gufron.

Gufron menambahkan, BPJS Kesehatan juga telah menciptakan inovasi unggulan bernama i-Care JKN yang dapat memudahkan peserta JKN dan dokter dalam mengakses riwayat kunjungan peserta JKN selama 12 bulan terakhir. Dengan cara ini, dokter dapat memberikan perawatan kepada peserta tersebut dengan lebih cepat dan akurat.

Pada acara ini, BPJS Kesehatan juga meluncurkan fitur baru pada mobile app JKN bernama BUGAR. Sejumlah layanan yang tersedia di fitur BUGAR antara lain pelacakan data vital kesehatan peserta JKN, pengukuran tubuh, aktivitas melangkah, tenaga yang dikeluarkan, dan jarak berjalan kaki harian peserta JKN. Fungsi FITNESS juga dapat mengukur kualitas tidur dan jumlah kalori peserta JKN.

“Saya rasa setiap generasi punya caranya masing-masing dalam mencari dan mengolah informasi, bahkan melalui media sosial. Makanya saya mencoba menulis lagu dan mengunggahnya di akun media sosial resmi BPJS Kesehatan, ujarnya.

Dikatakannya, ada lagu tentang pentingnya mendaftar menjadi peserta JKN, ada lagu tentang pelayanan kesehatan BPJS yang kini sangat sederhana, ada lagu tentang ajakan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan penipuan, dan lain-lain.

“Lagu-lagu ini menjadi sarana sosialisasi masyarakat karena bersifat universal, mudah diterima dan dicerna oleh semua kalangan tanpa batasan umur,” kata Gufron yang total telah menciptakan tujuh lagu selama berkarir di BPJS Kesehatan.

Mewakili Menteri Kesehatan, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan, Sharifa Lisa Munira mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya BPJS Kesehatan dalam memberikan jaminan kesehatan dan pengendalian biaya pelayanan medis.

Diperlukan langkah bersama untuk memperkuat pelayanan kesehatan di FKTP, salah satunya adalah perluasan manfaat pemeriksaan kesehatan.

“Jaminan sosial di Indonesia harus diperkenalkan kepada generasi muda. “Kehadiran buku ini mempunyai visi yang sama dengan Modul Proyek Konten Kesejahteraan Sosial dalam Kurikulum Pendidikan Nasional 2023. Diharapkan melalui “peningkatan literasi” pemahaman mengenai kesejahteraan sosial akan tercapai. lebih merata di seluruh masyarakat dalam hal kesehatan dan pekerjaan. kata Presiden Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Agus Suprapto.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melquiades mengatakan BPJS Kesehatan telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam pengelolaan JKN.

Bahkan, saat BPJS Kesehatan menghadiri Forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu, mendapat pengakuan dari banyak negara di dunia.

“Dulu rumah sakit swasta masih membutuhkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan. “Situasi saat ini rumah sakit swasta sangat bergantung pada BPJS Kesehatan,” lanjut Presiden Asosiasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia (ARSSI) Iing Ichsan Hanafi yang hadir dalam acara tersebut secara online.

Berbicara pada acara yang sama, Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan buku ini mencerminkan beberapa perbaikan yang dilakukan BPJS Kesehatan dan harus terus didukung di masa depan.

Sementara itu, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi berharap buku tersebut dapat memperkuat upaya meningkatkan literasi masyarakat mengenai konsep JKN atau program jaminan sosial di Indonesia.

Ketua Pengurus Forum Redaksi Arifin Arsidhad mengatakan ada lima hal yang bisa dipetik dari buku ini. Pertama, kepemimpinan. Kami membutuhkan orang-orang yang memiliki semangat besar untuk menjalankan BPJS Kesehatan.

Kedua, kami berharap akses terhadap layanan kesehatan akan meningkat dan sejalan dengan ekosistem yang ada. Ketiga, manajemen pelayanannya luar biasa, ambil bola untuk memperjelas informasi.

“Keempat, pemanfaatan teknologi sangat luar biasa. Kelima, upaya edukasi dan peningkatan kesadaran dilakukan tanpa henti, baik terhadap masyarakat maupun pimpinan institusi kesehatan,” kata Arifin Arsidhad.

Sekadar informasi, acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Abdul Qadir; Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia; dan perwakilan Bank Dunia Somil Nagpal. (saranginews.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *