Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Blusukan Lagi ke NTT

saranginews.com, Jakarta – Petrokimia Gresik, anggota Holding Pupuk Indonesia (PI) solusi agroindustri mengunjungi booth dan distributor di pulau terluar Indonesia di Nusa Tenggara Timur (NTT) Mei 2024. 1024.

Hal ini dalam rangka sosial peningkatan penyaluran pupuk pada tahun 2024 yang ditetapkan pemerintah dari 4,7 juta menjadi 9,55 juta ton.

Baca juga: Petrokimia Gresik dan Papak Indonesia Berhasil Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Timur

Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik Ruby Setiaboodi Majid mengatakan penyaluran pupuk bersubsidi pada 2024 juga meningkat di NTT, dengan alokasi urea meningkat menjadi 62.228 ton dari sebelumnya 36.408 ton.

Penyaluran NPK kemudian meningkat menjadi 70.244 ton dari alokasi awal 32.858 ton, sama dengan NPK kakao yang meningkat penyalurannya menjadi 659 ton dari sebelumnya 95 ton.

Baca juga: PI Pastikan Penyaluran Pupuk Tepat Sasaran ke Petani Sulsel

“Kami telah mengunjungi distributor dan booth di NTT seperti Maumere. Kami juga mengunjungi distributor dan booth di Pulau Rot, wilayah paling selatan Indonesia. Rabi berbicara tentang petani.” “Produksi pertanian di NTT dan ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional.”

Ia menambahkan, agar petani lebih optimal dalam pendistribusiannya, Petrochemia Gresik telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi di gudang Lini II (provinsi) dan Lini III (kabupaten/kota) di NTT.

Baca juga: Wanita yang Dibunuh dan Dimasukkan ke dalam Koper Harus Teridentifikasi

Hingga 14 Mei 2024, stok pupuk bersubsidi yang diproduksi Petrochemia Gresic untuk NTT sebanyak 20.557. Pasokan ini lebih dari porsi minimum yang disyaratkan pemerintah.

Stok Ural yang disubsidi berjumlah 12.827 ton, atau sekitar 352 persen dari jumlah minimum kepemilikan yang diamanatkan pemerintah sebesar 2.324 ton.

Sementara pasokan NPK saham di NTT saat ini sebanyak 7.730 ton atau 298 persen dari kebutuhan minimal 2.594 ton.

“Stok aman untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi petani selama 14 hari ke depan. Kami akan terus memastikan ketersediaan pupuk tetap terjaga sehingga tambahan alokasi pemerintah akan memberikan efek positif yang nyata.”. kata Robby.

Ia mengatakan, saat ini penyerapan pupuk bersubsidi di NTT perlu ditingkatkan.

Hingga Mei 2024, realisasi penyaluran urea di NTT hanya 17% atau 10.378 ton, kemudian NPK juga 14% atau 9.828 ton.

Pada saat yang sama, dengan kemudahan pertukaran pupuk hanya dengan mengidentifikasinya, pengendalian distribusi pupuk juga semakin diperketat.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2024, untuk menerima subsidi, petani harus menjadi anggota kelompok tani dan mendaftar dalam rencana akhir secara elektronik (e-RDKK) untuk kebutuhan kelompok.

Dalam beleid tersebut disebutkan bahwa pupuk bersubsidi diperuntukkan bagi petani pada subsektor pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, serta subsektor hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, serta subsektor hortikultura seperti tebu. Tebu, coklat dan kopi.

Dari jenis pertanian tersebut, standar luas tanam maksimal yang ditetapkan adalah 2 hektar, termasuk bagi petani yang merupakan Lembaga Masyarakat Kehutanan Masyarakat (LMDH) sesuai dengan ketentuan UU Anggota.

Berdasarkan peraturan baru, e-RDKK dapat ditinjau setiap 4 (empat) bulan pada tahun berjalan. Sebaliknya, petani yang tidak terbagi dapat mengikuti proses registrasi pada proses penilaian pada tahun berjalan.

Terakhir, Rabbi menambahkan, selain mengunjungi lapak dan distributor, pihaknya juga bertemu langsung dengan tokoh pangan di NTT dan petani di sektor tersebut.

Aksi ini dilakukan bersamaan dengan fasilitasi penyaluran surplus dan penebusan pupuk bersubsidi guna mencapai cita-cita dalam upaya meningkatkan pelayanan distribusi pupuk bersubsidi di NTT.

Harapannya, penyaluran tambahan subsidi pupuk dan kemudahan yang diberikan pemerintah, katanya, akan berdampak besar terhadap produktivitas pertanian khususnya di NTT. (kanan/jpnn)

Baca selengkapnya… Inilah perampokan mobil tragis di Bogor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *