Moeldoko Pastikan Nasib Petani Karet Segera Meningkat

saranginews.com, Jakarta – Kepala Staf Presiden (KSP) TNI (Purn) Jenderal Moeldoko menekankan pentingnya peningkatan taraf hidup petani karet dan perekonomian Indonesia.

Moldoko mengatakan, Presiden juga prihatin dengan nasib petani karet. Kita menghadapi dua masalah, yaitu jatuhnya harga dan turunnya produktivitas.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Insentif Mobil Hibrida Hambat Pertumbuhan EV

“Sangat menyadari bahwa pemerintah mempunyai kebijakan membeli produk dari petani karet,” kata Moeldoko dalam keterangannya, Rabu (15/5).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan PDB industri karet, karet, dan barang plastik atas dasar harga konstan (ADHK) turun 7,18% menjadi Rp 15,85 miliar dari Rp 16,6 miliar pada triwulan II 2022. Rupiah . Q2 2023.

Baca juga: Petani Karet Sambut Baik Bantuan Pemerintah

Moeldoko juga merupakan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang bekerja sama dengan PT. Mercu BioTech Nusantara menggunakan teknologi Mercu Tap System.

Teknologi tersebut mampu meningkatkan laju produksi ban hingga 300%. Selain itu, teknologinya bisa digunakan di segala cuaca.

Baca Juga: Dukung Industri Pengolahan Karet, Subsidi Bea dan Cukai 2 Penetapan Cuti Izin

“Saya yakin riset dan teknologi ini bisa membawa perubahan positif bagi petani karet yang akan segera menjadi kaya,” ujarnya.

Moeldoko berharap efisiensi dapat dicapai melalui penerapan proyek percontohan teknologi Mercu Tap System di Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung.

Selain itu juga meningkatkan efisiensi waktu produktivitas petani dan meningkatkan kesejahteraan petani karet di Lampung dan sekitarnya.

“Setelah hasilnya bagus, petani tidak boleh salah jalan. Hasilnya, kondisi pertanian membaik, dan masyarakat yang sebelumnya tidak bisa membeli pupuk segera membelinya,” ujarnya.

Sementara itu, CEO Mercu BioTech Dato Sri Ahmad Sukimi mengungkapkan, Indonesia memilih menerapkan teknologi tersebut karena potensi ekonominya di masa depan.

“Penelitian terhadap teknologi ini telah berlangsung selama 12 tahun dan kami berharap dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani karet Indonesia,” ujarnya.

Datuk Seri Ahmad mengatakan teknologi ini tidak akan merusak pohon karet saat proses penyadapan.

Pihaknya juga siap membantu implementasi teknologi tersebut dan menjadi adopsi. Bahkan, harga beli lateks ini kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan sekarang.

“Kami berharap penerapan teknologi ini tidak berhenti di Lampung dan dapat segera diterapkan di perkebunan rakyat maupun perkebunan milik pemerintah Indonesia,” ujarnya (jlo/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *