Pertamina Sebut Pertamax Green 95 Bukan untuk Menggantikan Pertalite

saranginews.com – Surabaya – Regional Humas dan Social Responsibility Manager Regional Patra Niaga Jatimbalinus Jatimbalinus Ahad Rahedi mengatakan, penjualan produk Pertamax Green 95 dalam 10 bulan terakhir di 17 SPBU Jawa Timur bukan untuk menggantikan produk Pertalite.

“Memang benar ada 17 SPBU di Jatim yang menjual produk Pertamax Green 95 selama 10 bulan terakhir, namun hal ini tidak ada kaitannya dengan isu masyarakat bahwa produk tersebut merupakan pengganti Pertalit,” ujarnya. kata Ahad dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jumat (5 Oktober).

Baca Juga: Pertamina tandatangani perjanjian kerja sama dengan Polri Baharcom di bidang pengamanan instalasi kunci nasional

Pertamax Green 95 merupakan produk baru Pertamina yang dirancang khusus untuk segmen kendaraan tertentu yang mengkonsumsi bahan bakar dengan nilai oktan 92 ke atas.

Produk tersebut terbuat dari senyawa tumbuhan tertentu yaitu etanol yang diperoleh dari molase tebu yang diproduksi oleh PT Enero, anak perusahaan PTPN, sehingga tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu pemberdayaan petani setempat.

Baca Juga: Konsumsi Pertamax seri meningkat 9 persen saat Mudik Lebaran 2024

Bukan menggantikan Perlite, tapi Octane melengkapi opsi BBM bensin yang selama ini didominasi kompetitor, kata Ahad.

Dia mengatakan, seluruh SPBU di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara masih menyalurkan Pertalite sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Penggunaan BBM Pertamax dan Pertalite Meningkat

“Di Jatim sendiri, Pertalite menjadi produk terlaris dengan konsumsi 12.265 kiloliter per hari. Dengan cadangan saat ini sebanyak 140.673 kiloliter, distribusi Pertalite pun 10 kali lebih aman,” kata Ahad.

Sedangkan konsumsi Pertamax Green 95 di Jawa Timur saat ini mencapai 680 kilogram sejak diluncurkan pada Juni 2023.

Menurut dia, pada awal Juni tahun lalu yang masih berjualan hanya 12 SPBU, namun kini sudah bermunculan beberapa gerai baru di Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Malang.

“Penggunaannya paling banyak pada sepeda motor dan mobil balap karena produknya memiliki akselerasi yang baik,” ujarnya.

Sesuai Surat Perintah Menteri ESDM Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022, Pertalite merupakan bahan bakar tujuan khusus (JBKP). , sehingga perubahan distribusinya harus dilaksanakan melalui kebijakan publik.

“Sampai saat ini kami masih mendistribusikan Pertalite di seluruh wilayah sesuai instruksi pemerintah, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Irto.

Irto menambahkan, Pertamina Patra Niaga selaku pihak yang bertugas menyalurkan BBM bersubsidi tersebut, berniat untuk terus mengikuti dan melaksanakan seluruh kebijakan yang ditetapkan pemerintah. “Prinsipnya kami mengikuti dan melaksanakan seluruh kebijakan pemerintah,” kata Irto.

Hingga April 2024, pelaksanaan penyaluran perlit di tingkat nasional tercatat sebesar 9,9 juta kl dari total kuota perlit tahun 2024 yang ditetapkan Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebesar 31,7 juta kl.

Pertamina Patra Niaga mendorong digitalisasi penyaluran bahan bakar bersubsidi melalui program subsidi pendamping, katanya.

“Program subsidi terkait merupakan upaya kami untuk menjamin transparansi penyaluran BBM bersubsidi. Melalui digitalisasi, penyaluran BBM bersubsidi dapat terpantau secara real-time dan mencegah potensi kecurangan di lapangan,” ujarnya (antara/japnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *