Mahfud Khawatir Negara Rusak Jika Jumlah Menteri Terus Bertambah

saranginews.com, JAKARTA – Mahfud Md, calon wakil presiden nomor urut 3 pada Pilpres 2024, menilai banyaknya menteri di kabinet pemerintah bisa berdampak buruk bagi negara.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi keynote speaker pada seminar nasional yang digelar di Sleman, Yogyakarta, yang ditayangkan di akun YouTube Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu (5/8).

Baca juga: MK Tolak Gugatannya, Mahfud MD Terima dengan Anggun

Pertama, Mahfoud mengatakan bahwa pemenangan kandidat dalam kampanye politik seringkali memberikan janji-janji besar dan berdampak pada penambahan jumlah menteri.

“Kemudian masyarakat mengadakan acara, pemilu dimenangkan, kemudian menteri diperluas karena terlalu banyak yang dijanjikan,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu dalam seminar, Rabu.

Baca juga: Mahfud MD Berikan Informasi ke Mahkamah Konstitusi tentang Hak Penyidikan dan Perkara Usai Bertemu dengan Ibu Mega

Maafu kemudian mengungkapkan keprihatinannya terhadap keadaan negara yang jumlah menterinya terus bertambah seiring diterapkannya persaingan politik.

“Pak Menteri, yang tadinya 26 tahun, sekarang menjadi 34 bahkan lebih. Besok pemilu berikutnya akan bertambah menjadi 60 dan pemilu berikutnya akan meningkat lagi karena kolusi semakin sering terjadi. Ini menghancurkan negara,” kata pakar konstitusi itu.

Baca juga: Soal Kuasa Penyelidikan, Mahfud MD: Keras, Bukan Kosong

Mahfud mengatakan negara maju seperti Amerika hanya memiliki kabinet sempit yang terdiri dari 14 menteri untuk membantu mengarahkan presiden.

“Hanya 14 orang, kemudian dibagi dalam unit-unit di bawah dirjen, menteri. Menteri-menterinya satu kelompok,” kata pria kelahiran Jawa Timur itu.

Mafo mengaku, dirinya dan pakar hukum Bvitri Susanti sempat membahas jumlah menteri kabinet pada 2019 dan hasilnya tidak diperlukan pejabat seperti Kementerian Koordinator.

“Namun, rencana susunan kabinet saya dengar dan sudah saya perbaiki. Sesuai undang-undang, kementerian koordinator tidak harus ada,” ujarnya. (ast/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *