saranginews.com, JAKARTA – DPP LDII mengucapkan selamat kepada seluruh partai yang lolos putaran pemilihan presiden (Pilpres).
Setelah Mahkamah Konstitusi (MC) menolak gugatan penolakan Pilpres, berarti Para Prabova Subianto dan Prabova Subianto-Gibran Rockabuming Roka sedang bersiap untuk dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Baca juga: Soal Susunan Koalisi Prabowo-Gibran, AHY Singgung Soal Kesetiaan dan Persatuan
“Kami keluarga besar LDII di seluruh pelosok tanah air mengucapkan selamat dan mendukung seluruh kebijakan pemerintah yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam siaran persnya, Kamis (25/4). ). .
Ia mengucapkan terima kasih kepada Mahkamah Konstitusi dan seluruh calon presiden dan wakil presiden yang menerima hasil konflik pemilu karena kenegaraannya.
Baca juga: Sore harinya, Prabowo-Gibran bertemu Jokowi di Istana
Meski demikian, KH Chriswanto mengingatkan, perjuangan panjang antara Prabowo dan Gibran akan segera dimulai, saatnya bekerja dan memikirkan negara.
Ia mengatakan, DPP LDII meminta ada lima hal prioritas yang harus diselesaikan.
Baca juga: Ciri-ciri Pelaku Pembunuhan Ibu Hamil di Kelapa Gading Terekam CCTV
Yang pertama adalah persoalan kebangsaan, pemerintahan Prabowo-Gibran harus mempertegas persatuan bangsa dan keutuhan pluralisme. Dengan menanamkan rasa kebangsaan lebih dalam lagi di bidang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. memiliki ciri sumber daya manusia yang unggul,” tuturnya.
Isu nasional lainnya adalah mendorong keadilan sosial agar perbedaan di berbagai daerah bisa semakin menyempit.
Kebangsaan kini sedang diuji. Indonesia yang berbeda suku, agama, dan ras harus lebih bersatu dalam pembangunan, bukan hanya karena bekas jajahan Belanda atau merasa senasib karena pernah dijajah negara-negara Eropa. Indonesia harus dipersatukan oleh kesejahteraan dan keadilan sosial,” kata KH Chriswanto.
Kedua, LDII memandang persoalan kemerdekaan nasional sebagai tantangan yang serius, oleh karena itu segala upaya berbangsa dan bernegara diarahkan pada kemerdekaan.
“Kebebasan di bidang pangan, pertahanan dan politik, serta pengolahan sumber daya alam,” tegas KH Chrsiwanto.
Menurutnya, perubahan iklim dan berkurangnya lahan pertanian merupakan tantangan tersembunyi dan akan menyulitkan masyarakat Indonesia di masa depan.
Pertahanan dan kebebasan politik sangatlah penting, saat ini di Eropa dan Timur Tengah menunjukkan tren polarisasi globalisasi.
Bukan hanya Amerika Serikat dan Eropa Barat yang menentukan dunia, mereka kini bersikap kontra-hegemonik, sehingga dunia terpolarisasi dalam blok-blok yang berbeda.
“Indonesia sebagai pionir Gerakan Non-Blok sudah seharusnya mempunyai kebebasan dalam mengarungi geopolitik dan perekonomian dunia,” ujarnya.
Kebebasan mengelola sumber daya baik energi maupun pertambangan akan mendorong Indonesia menjadi negara adidaya.
“Rendahnya pangsa pertambangan dan mineral serta hasil perkebunan akan membawa Indonesia menjadi negara yang kuat dan sejahtera,” tanya KH Chriswanto.
Ketiga, persoalan energi yang dari dulu hingga saat ini terus menjadi konflik di dunia. Ia mengatakan jika cadangan energi fosil di Bumi Pertiwi habis, maka Indonesia kaya akan energi baru terbarukan.
“Matahari bersinar sepanjang tahun, luasnya lautan Indonesia memberikan energi kinetik dari gelombang laut. Indonesia memiliki 40 persen energi panas bumi. Segala anugerah Tuhan harus dimaksimalkan untuk kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Energi baru terbarukan memungkinkan Indonesia menjadi negara dengan udara bersih, jauh dari polusi meski laju industrinya terus membaik setiap tahunnya.
Keempat, pembangunan ramah lingkungan. Pelestarian lingkungan hidup sangat penting karena generasi muda akan mewarisi Indonesia. Jangan sampai mereka mewarisi lingkungan yang rusak sehingga mengakibatkan kemiskinan alami, ujarnya.
Indonesia pemilik hujan tropis terbesar di dunia, menurutnya, jangan jadikan pujian itu sebagai kenangan, karena pembangunan yang tidak ramah lingkungan dan tidak memperhitungkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Kelima, KH Chriswanto meminta seluruh elemen tanah air bersatu dengan meninggalkan paradigma persaingan, mampu bersinergi dan menjauhi gaya komunikasi politik kerakyatan yang memecah belah negara.
“Pemerintah dan oposisi bekerja sama untuk menjalankan fungsinya. Pemerintah memerlukan kritik dan instruksi dari oposisi agar kemajuan tetap pada jalurnya,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan pihak oposisi untuk tidak membuat drama, melainkan mengkritik, dan tidak menggunakan komunikasi politik populis yang justru dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Oposisi sangat penting bagi demokrasi dan merupakan tindakan penyeimbang dalam iklim demokrasi,” kata Chriswanto. (rhs/jpnn) Yuk tonton juga video ini!
Baca artikel lainnya… Anwar Usman masih menggunakan fasilitas Hakim Agung