Ketum MUI dan LDII Yakini Kebebasan Beragama Adalah Identitas Bangsa

saranginews.com, JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Anwar Iskandar menegaskan, kebebasan beragama yang dicapai dengan menghormati kebebasan beragama dan menghargai keberagaman merupakan wujud ketaqwaan kepada Allah SWT.

Pernyataan tersebut dilontarkan Gus War alias KH Muhammad Anwar Iskandar saat menyampaikan khutbah kebangsaan pada acara “Silaturahim Syawal dan Tausyiah Nasional” yang diselenggarakan DPW LDII Jawa Timur di Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin Annur Surabaya, Jawa Timur kemarin.

BACA JUGA: LDII Sampaikan 5 Tuntutan kepada Presiden Terpilih dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran

Gus War menekankan pentingnya cinta terhadap sesama sebagai bagian integral dari keberagaman umat manusia.

Beliau menyatakan bahwa rasa cinta terhadap sesama menimbulkan kesatuan dalam kebaikan yang menjadi dasar keharmonisan.

BACA JUGA: LDII Imbau Masyarakat Bersabar Menanti Hasil Penghitungan Resmi KPU

“Persekutuan dalam kebaikan tidak memandang latar belakang agama, suku, atau profesi,” kata Gus War yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Al-Amien dan Pondok Pesantren Assa’idiyah Kota Kediri.

Kebaikan adalah bagian dari kesalehan, dan kesalehan memiliki dimensi universal yang mencakup perdamaian, persatuan dan kerja sama.

BACA JUGA: Wanita Meninggal, Jenazah Korban Dimasukkan ke Koper, Identitas Terungkap

Suasana persekutuan ini mendorong kepedulian terhadap sesama baik dalam suka maupun duka.

“Persatuan antar umat beragama dan para pemimpin adalah kunci menjaga perdamaian dan membangun kekuatan nasional,” katanya.

Ulama kelahiran Banyuwangi itu juga menekankan pesan kebangsaan dalam ajaran agama dalam tausyiahnya. Menurutnya, Tuhan menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas antar masyarakat yang berbeda.

“Kisah Madinah adalah contoh nyata bagaimana kesepakatan dan persatuan berbagai kelompok masyarakat memperkuat kedaulatan dan keamanan,” kata Rais ‘Aam, Wakil Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Ia juga menekankan pentingnya kemakmuran ekonomi, keadilan sosial, dan keamanan dalam membangun bangsa yang kuat.

“Menurut kami, pembangunan negara harus dimulai dari pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara,” kata Gus War.

Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan pentingnya nilai-nilai toleransi, perdamaian dan kerjasama antar umat beragama. Semua itu bisa terwujud jika seluruh elemen negara dan bangsa menjamin kebebasan beragama dan menghormati perbedaan sebagai bagian dari jati diri bangsa.

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga persatuan, memperkuat persatuan dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam perjalanan membangun bangsa yang berdaulat dan sejahtera. Dengan saling menghormati dan bekerja sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujarnya.

Menurut Ketua MUI, Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, bangsa Indonesia pada dasarnya beragam, oleh karena itu mereka bersatu dan berjanji akan menjadi satu bangsa, bahasa, dan negara.

“Ini bukan hal yang baru, 1500 tahun yang lalu Rasulullah mempertemukan Madinah dengan berbagai suku bahkan agama dan berhasil menyatukan Madinah menjadi wilayah yang mengakui persamaan hak dan kewajiban,” kata KH Chriswanto.

Dalam keberagaman tersebut, menurut KH Chriswanto, Indonesia beruntung memiliki Pancasila yang mewujudkan nilai-nilai persamaan hak dan kewajiban.

“Seluruh elemen bangsa ini mempunyai kewajiban untuk melestarikan Pancasila. Indonesia adalah kapal yang besar, setiap penumpang di dalamnya bertanggung jawab untuk memastikan kapal sampai tujuan dengan selamat,” ujarnya.

Ia mengingatkan, salah satu cara melindungi kapal bernama Indonesia adalah dengan menghormati nakhoda yang dipilih.

“Kami memilih kapten negara ini dan mendeklarasikannya setiap lima tahun. Setelah terpilih, semua orang harus mempercayai kaptennya. “Rencana, kritik dan kajian hendaknya berlandaskan sila 4 Pancasila,” jelasnya.

Di luar lingkup DPR/MPR, masyarakat dapat memberikan masukan kepada pemimpin melalui jalur resmi bahkan media sosial.

Namun, mereka mempunyai tugas untuk tidak memecah belah persatuan dan solidaritas.

Ia pun mengajak para ulama untuk bekerja sama dengan Umara demi kemaslahatan bersama.

Pemerintah meningkatkan komunikasi dengan ulama dan tokoh agama untuk memastikan proses pembangunan tidak terganggu oleh perselisihan. (kanan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA… Pelaku femisida di Bekasi curang Rp 43 juta, hubungannya terungkap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *