saranginews.com, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR Putri Anetta Komarudin yakin pemerintah bisa menjaga stabilitas politik. Hal ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, dalam dua tahun terakhir, pemerintah mampu mengendalikan situasi politik agar tetap kondusif, selama persiapan dan pelaksanaan Pemilu 2024.
BACA JUGA: Inilah dampak bansos terhadap pertumbuhan ekonomi
Buktinya perekonomian kita akan terus tumbuh sebesar 5,05% pada tahun 2023 dan meningkat menjadi 5,11% pada triwulan I tahun 2024, kata Puteri.
Puteri mengatakan, selama triwulan I tahun 2024, perekonomian nasional mampu tumbuh stabil sebesar 5,11 persen (year-on-year), karena kuatnya aktivitas perekonomian dalam negeri.
BACA JUGA: Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II diperkirakan lebih baik
Aktivitas produksi tercatat meningkat yang dibuktikan dengan Prompt Manufacturing Index (PMI) pada zona ekspansi yang mencapai 52,80%.
“Lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti China, Korea Selatan, dan Malaysia,” ujarnya.
BACA JUGA: Kembangkan perekonomian kawasan transmigrasi, Pertamina mendapat apresiasi dari Kementerian Desa PDTT
Selain itu, mobilitas masyarakat semakin meningkat yang dibuktikan dengan meningkatnya jumlah penumpang di semua moda transportasi. Kunjungan wisman pun meningkat sebesar 25,43% (year-on-year).
Kemudian, lanjut Puteri, realisasi investasi semakin kuat. Hal ini tercermin dari realisasi penanaman modal yang meningkat sebesar 22,07% (year-on-year) dan belanja modal pemerintah yang meningkat sebesar 17,76% (year-on-year). Daya beli dan konsumsi masyarakat tetap terjaga dipengaruhi momen Ramadhan.
Hal ini tercermin dari indeks penjualan eceran yang meningkat 3,63% (yoy), belanja bantuan sosial yang meningkat 20,71% (yoy), dan jumlah uang beredar yang meningkat 6,36% (year-on-year).
“Beberapa indikator tersebut tentunya menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi kita tetap fleksibel,” kata Puteri.
Secara sektoral, kata Puteri, pemerintah masih perlu terus melanjutkan revitalisasi industri pengolahan.
Menurutnya, sektor ini menjadi penopang utama perekonomian negara dengan kontribusi sekitar 19%.
Sektor industri, khususnya sektor manufaktur, juga memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kinerja ekspor Indonesia.
“Hilirisasi industri perlu kita dorong agar dapat memberikan multiplier effect perekonomian dan menciptakan lapangan kerja,” kata Puteri.
Selain itu, pemerintah juga harus menjaga konsumsi rumah tangga yang memiliki kontribusi signifikan hingga 53,83% terhadap produk domestik bruto (PDB). Puteri menilai keputusan pemerintah untuk tidak menambah bahan bakar sebelum Juni sudah tepat.
“Karena ini merupakan langkah untuk melindungi daya beli masyarakat dari dampak krisis minyak mentah global. Selain itu, kami juga menyarankan pemerintah untuk terus memperbanyak data penerima bansos agar dapat memanfaatkan manfaat dari bantuan sosial tersebut. target. untuk menjaga konsumsi masyarakat,” ujarnya. (flo/jpnn)