saranginews.com, JAKARTA – PT Mitra Murni Perkasa (MMP) menggandeng PT Pembangunan Perumahan (PT PP) untuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan smelter nikel milik MMP di Karirangau, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur.
Pelabuhan ini berkapasitas 7-7,5 juta ton per tahun dan mampu menampung kapal Panamax hingga 80.000 ton deadweight (DWT) serta dilengkapi dengan 2 gantry crane.
BACA LEBIH LANJUT: PT MMP memperluas bisnisnya ke industri luar angkasa di Indonesia dan ASEAN
Presiden PT MMP Adhi Dharma Mustopo mengatakan pelabuhan tersebut akan berkontribusi terhadap agenda mineral Indonesia.
“Kegiatan operasional kami dirancang untuk mengurangi jejak karbon sebagai bagian dari implementasi Net Zero Emission Indonesia 2060,” kata Adhi Dharma dalam keterangannya, Rabu (08/05).
BACA: Ketua MMP Budi Gunawan menilai dibutuhkan pemimpin di masa pandemi
Sementara itu, CFO PT PP Agus Purbianto mengaku puas dapat menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
“Proyek ini selesai dalam waktu sekitar 15 bulan, waktu yang relatif cepat untuk proyek berskala besar,” kata Agus Purbianto.
BACA: Luhut Binsar mengatakan pasar listrik AS akan runtuh tanpa nikel Indonesia
Selain itu, perlu diperhatikan praktik keselamatan kerja yang sangat baik yang dicatat selama konstruksi.
“QHSE dan waktu tunggu proyek penting bagi semua orang karena kepuasan pemangku kepentingan adalah prioritas kami,” katanya.
Pihaknya juga berharap pengoperasian pelabuhan smelter nikel MMP dapat bekerja maksimal untuk mendukung program transisi energi hijau yang dicanangkan pemerintah.
MMP, perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) 100%, sebagai anak perusahaan MMS Group Indonesia (MMSGI), berperan penting dalam hilirisasi industri nikel dengan memproduksi nikel stein yang merupakan bahan baku penting produksi baterai ramah lingkungan.
Dengan adanya proyek pembangunan pelabuhan ini, MMP menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung pengembangan ekosistem energi hijau di Indonesia. (jlo/jpnn)