4 Politeknik & Industri Berkolaborasi Menjawab Masalah Limbah

saranginews.com, XAKARTA – Empat perguruan tinggi teknik sepakat bekerja sama dengan PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma serta Institut Teknologi PLN.

Keempat perguruan tinggi teknik tersebut adalah Politeknik Negeri Batam, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Politeknik Negeri Manado.

BACA JUGA: Prof. Adi diangkat menjadi Guru Besar Ilmu Administrasi Niaga di Politeknik STIA LAN Jakarta

PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma hadir untuk menjawab permasalahan pencemaran lingkungan di Indonesia.

“Kami berharap dengan penandatanganan nota kesepahaman dan kesepakatan kerja sama dengan bidang pendidikan teknik ini akan melahirkan visi bersama untuk mendukung terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan bersih melalui kegiatan-kegiatan seperti pembelajaran, penerapan, penelitian dan pengembangan. pelatihan pabrik,” kata Plt. Direktur Persahabatan dan Keharmonisan Dunia Usaha dan Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Uuf Brajawidagda, Jumat (9/2).

BACA JUGA: Pj Gubernur NTT Sampaikan Kuliah di Politeknik St Wilhelmus Boawae

Dikatakannya, Direktorat Mitra DUDI Kemendikbud mendukung penuh kerjasama yang dibangun sehingga kerjasama dan registrasi antara DUDI dengan kelompok pelatihan vokasi (SPV) dapat berlangsung singkat.

Hal ini bertujuan untuk menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja saat ini dan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia.

BACA JUGA: Mahasiswa Politeknik Negeri Batam yang tenggelam di danau ditemukan tewas

Uuf berharap kesepakatan ini menjadi berkah dan segera terealisasi sehingga bisa mendorong industri lain untuk ikut membantu.

Ruang lingkup perjanjian tersebut adalah mengintegrasikan kurikulum berbasis industri, peningkatan kapasitas guru, tenaga akademik dan siswa, dengan menyediakan instruktur tamu dari DUDI hingga SPV.

Kemudian, pengembangan dan pemanfaatan fasilitas, sertifikasi profesi guru, tenaga kependidikan dan peserta didik, prosedur, penelitian terapan bersama, dan rekrutmen lulusan.

Sementara itu, Presiden Enerflow Engineering Indonesia Yunita Fahmi mengatakan jumlah industri di Indonesia sangat banyak dan belum ada yang menyelesaikan masalah sampah.

Yunita menjelaskan, kerja sama dengan pihak politeknik meliputi pengembangan peralatan pengolahan limbah.

Ia berharap produk IPAL PT Enerflow Engineering Indonesia dan Siskindo Utama Dharma, baik IPAL industri maupun IPAL domestik, serta alat pengolahan limbah pembakaran ‘Enerflow-Cyclo Burn Grate’, dapat menjadi solusi bagi pulau-pulau industri kecil.

“Tidak hanya itu, melalui kerjasama ini juga tercipta platform bisnis bagi lulusan FP sebagai perusahaan jasa yang menyiapkan tenaga ahli di bidang pengoperasian peralatan lingkungan dan pemeliharaan peralatan, sehingga industri dapat fokus di lapangan untuk para relawan. sendiri”, katanya. jelas Yunita.

Selain itu, ia mengatakan, dalam rangka menambah jumlah pegawai Gubernur yang handal (desain kelistrikan di bidang teknik diesel), pihaknya juga menjadikan Politeknik Navigasi Negeri Surabaya (PPNS) sebagai tempat pertama pemasangan peralatan bengkel.

Ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh peralatan bengkelnya kepada civitas PPNS dengan harapan dapat melatih mahasiswa politeknik atau siswa sekolah di Gubernur untuk melakukan perbaikan, sehingga tercipta teknisi-teknisi handal yang siap membantu kebutuhan industri yang ada.

“Kami berharap mesin-mesin PPNS yang berkualitas mampu menghasilkan suku cadang yang diperlukan, membantu industri menyelesaikan segala permasalahan yang ada tanpa terpengaruh oleh luar negeri,” kata Yunita.

PPNS menghargai Perjanjian Kemitraan. Direktur PPNS Rachmad Tri Soelistijono mengapresiasi praktik pengolahan bahan habis pakai agar dapat digunakan kembali akan membantu siswa menambah pengetahuannya dalam pengelolaan sampah.

Tujuan utama kerjasama training factory ini adalah memanfaatkan bahan-bahan habis pakai agar tidak musnah, namun dapat digunakan kembali.

Agar siswa mempunyai kesinambungan dalam ilmunya.

“Sebelum ada training factory, Edibles tidak ada manfaatnya,” pungkas Rachmad (esy/jpnn).

BACA ARTIKEL LENGKAP… Bank DKI Gandeng Politeknik UNPAD dan STIA LAN, Permudah Kerja Bidang Pendidikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *