saranginews.com, Jakarta – Universitas Bakri kembali mengukuhkan jabatan guru besarnya tahun ini. Kali ini yang dikonfirmasi adalah Prof. Ardencia, Ph.D., dosen Program Penelitian Teknologi Pangan, ahli di bidang kimia dan biokimia pangan.
Beliau adalah dosen pada Program Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan.
Baca juga: Profesor M Tawfiq Diangkat Menjadi Guru Besar di Universitas Amir Bakri
Prof. Ardi diluncurkan secara resmi di ruang nomor 1.2 Universitas Bagheri yang dihadiri oleh berbagai pihak antara lain Ketua Yayasan Pendidikan Bakri Ratna Indira Nirwan Bakri dan panitia, Ketua TI Wilayah III LLDI Preeta Ekasari, Rektor Perguruan Tinggi Bakri Universitas. , Senat, dan Dosen Lingkungan Hidup Universitas Kambing, serta tamu undangan dari luar negeri.
Pidato pertama disampaikan oleh Rektor Universitas Bakri. Sophia W. Alisjahbana. Dia memberikan pujian tertinggi kepada profesor itu. Ardi dan keluarganya.
Baca Juga: Prof. Dafi Ayo Pispito Sari Dikukuhkan Menjadi Guru Besar Universitas Bakri
“Hari ini kita kedatangan Prof Ardi, salah satu putra terbaik Universitas Bakri. Ini suatu prestasi luar biasa yang bisa dijadikan contoh yang memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua,” ujar Guru Besar tersebut.
Ia menambahkan, Prof. Kontribusi besar Ardi dalam bidang kimia dan biokimia pangan melalui karya ilmiahnya tidak hanya menginspirasi rekan-rekan dosen dan mahasiswanya, namun juga memberikan dampak positif bagi program studi ilmu dan teknologi pangan Universitas Bakri.
Baca Juga: Gitaris Hivi Band Berbagi Pengalaman Teknik Industri di Universitas Bakri, Menarik Sekali
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ibu Ratna Indira Nirwan Bakri, Ketua Yayasan Pendidikan Bakri yang memuji prestasi Prof. Kurdi
Menurut Ratna Indra Nirvan Bakri, Peternakan Prof. Bahasa Urdi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh negara.
Permasalahan pangan khususnya ketersediaan pangan dalam waktu dekat memerlukan perhatian dan pemikiran yang serius terhadap kemungkinan terjadinya krisis pangan global.
Ia berharap karya ilmiah yang dihasilkan Profesor Ardi dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia dan kemanusiaan pada umumnya.
Lebih lanjut Preeta Akasari, ST, MC mewakili TI Wilayah III LLDI mengatakan hari ini merupakan hari yang membahagiakan karena Universitas Bakri kembali mengangkat guru besarnya.
“Kami berharap, dengan ilmu yang semakin kompleks, kita bisa semakin memberikan kontribusi positif. Penghargaan ini tidak hanya sebagai ucapan terima kasih, tapi juga menjadi inspirasi dalam memajukan bangsa,” ujarnya.
Selain itu, ada komentar lain dari rekan-rekan profesor. Ardi artinya profesor. IR M. Aman Wirakartakusumah, M.Sc., Ph.D (Rektor IPMI IBS); Profesor Hitoshi Shirakawa (Profesor Laboratorium Nutrisi, Universitas Tohoku); IR Adhi S. Lukman (Ketua Umum GAPMMI); dan Prof. Dr. IR Slamet Budijanto, M.Agr.Sc., IPU (Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPM University).
Setelah penjelasan Prof. Ardi membawakan kuliah ilmiah bertajuk “Dedak Padi Sebagai Pilar Pangan Fungsional dan Gizi”.
Dalam sambutannya Prof. Ardi menyoroti manfaat bekatul bagi kesehatan yang dapat dijadikan produk pangan dan gizi sehat, dimana bekatul mengandung protein, mineral, karbohidrat, vitamin, PUFA dan terdapat bahan khusus seperti berbagai senyawa bioaktif.
Melalui topik yang dibawakan oleh Prof. RD dalam sambutannya menegaskan bahwa pemanfaatan dedak padi sebagai produk pangan di Indonesia masih sangat kecil, padahal negara-negara luar seperti Amerika Serikat, Jepang, Thailand dan Vietnam sudah mengadopsi dedak padi sebagai produk sendiri.
“Jika diketahui pangan fungsional dapat memberikan manfaat melebihi nilai gizi normal, maka pangan fungsional juga harus mematuhi peraturan pangan yang berlaku. Oleh karena itu, perlunya peran pemerintah dalam membuat pedoman pengujian,” tutupnya.
Akhirnya Prof. Ardi berharap kuliah ilmiah ini dapat membantu memantik diskusi mengenai kajian pangan fungsional dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan lainnya khususnya di Indonesia.
Acara ini tidak hanya dihadiri Prof. Ardi, Justru Gerakan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi di Indonesia (ray/jpnn)