saranginews.com, JATINANGOR – Direktur Jenderal Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Dr.Dr. H. Hadi Prabowo., M.M.
Hal ini serupa dengan perubahan dunia digital.
Baca Juga: Rektor Berikan Promosi Pelayanan Elektronik di Seminar Nasional IPDN
Menurutnya, transisi menuju manajemen digital merupakan kebutuhan pembangunan global yang mengharuskan seluruh pemerintah di dunia mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan sistem baru yang dikembangkan seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi transformatif.
Fakta ini memaksa kita untuk mempersiapkan diri menghadapi perkembangan teknologi informasi yang berubah dengan cepat dan besar, khususnya di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 terhadap pemerintahan tersebut dan menghadapi dinamika pelayanan publik, kata dia. Kanselir. Hadi Prabowo memberikan orasi ilmiah pada acara HUT IPDN Jelatang ke-68 pada Senin (18/3).
Baca juga: Kasus Korupsi IPDN, Kepala Kementerian Dalam Negeri David Jokom divonis 5 tahun penjara.
Menghadapi semua itu, Hadi menjelaskan perlunya menciptakan organisasi pemerintahan digital dengan sumber daya manusia yang siap menghadapi kejadian.
Selain itu, pemerintah harus mendirikan pusat-pusat pengetahuan dan mengembangkan rencana induk transformasi digital nasional dan dukungan keuangan untuk itu.
Baca Juga: HUT ke-68, IPDN Terus Perluas Kompetisi Praja
Dijelaskannya, di era kemajuan teknologi ini, pejabat publik harus dapat diandalkan dan mudah beradaptasi serta mampu memberikan solusi dengan cara yang cepat dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
“Semua pejabat publik membutuhkan keterampilan ini untuk menghadapi tantangan di era digital,” ujarnya.
Selain itu, diperlukan beberapa strategi untuk memperkuat kerja instansi pemerintah di era digital, seperti transformasi sistem digital, transformasi ASN, transformasi integrasi aplikasi, transformasi kepemimpinan digital, dan perubahan pembangunan.
Pada saat yang sama, Wakil Presiden K.H. Marufu Amin meyakini IPDN akan selalu menjadi landasan dalam mewujudkan pelayanan sipil yang handal dan berintegritas.
Sebab, dunia berubah dengan cepat dan banyak permasalahan.
Untuk itu, kemampuan berubah dan berinovasi sangat diperlukan agar dapat bertahan dan terus meraih kesuksesan.
Ingat, meski masa perubahan tidak bisa dihindari, namun pegawai IPDN harus tetap menjaga hak dan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia karena faktor tersebut sangat menentukan kelangsungan NKRI, kata Kyai Amin.
Saat ini, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavin meyakini IPDN akan terus mengukuhkan dirinya sebagai lembaga pendidikan nasional yang berperan sebagai think tank unggul di sektor publik.
Tito mengatakan, inilah saatnya memikirkan, mengevaluasi, dan merencanakan langkah strategis ke depan untuk membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan yang modern dan berdaya saing.
Ia yakin IPDN Praja bisa menjadi pemain di kancah internasional.
Dikatakannya, “Yang terpenting anggota IPDN dapat mengembangkan ketrampilannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi, karena sekarang metode-metode tersebut diterapkan dalam kehidupan. Bekerja sama dengan bagian pemerintahan,” ujarnya.
Sebagai CPNS yang berkualitas, mata pelajaran IPDN diharapkan mampu menjembatani berbagai kelompok dan lapisan masyarakat.
“Saat ini saya yakin para pengurus IPDN mampu menjalin komunikasi, toleransi, dan kerjasama sebagai landasan dalam menjalankan tugasnya, terutama sebagai jembatan antar kelompok dan lapisan masyarakat,” kata Tito.
Mendagri juga mengapresiasi kepemimpinan Rektor IPDN Prof. Hadi, di bawah kepemimpinannya, IPDN terus berkembang menjadi universitas kelas dunia.
Tito terus mengingatkan para PNS untuk serius dan jujur, bertanggung jawab dan siap memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan negara.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Cotamobagu telah mengisyaratkan adanya hibah sebagai wahana pendidikan bagian 1 IPDN Praja. (esy/jpnn)