150 Satuan Pendidikan Vokasi Ikut Business Matching, 29 Perusahaan Buka Peluang

saranginews.com, JAKARTA – Kerja sama bisnis antara Direktorat Kemitraan dan Harmonisasi Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Himpunan Pengusaha Retail dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) telah terjalin. disambut dengan antusias. pengusaha.

Tercatat 29 perusahaan bisnis ternama di Indonesia berpartisipasi dalam acara ini. Melalui kegiatan tersebut, baik pelaku ritel maupun sekolah kejuruan dan kejuruan (TVS) dapat saling berinteraksi langsung untuk bertukar informasi mengenai peluang kolaborasi.

BACA JUGA: Kemendikbud Ristek luncurkan Program Inovasi Perempuan 2024, Ada Dian Sastro

Niat awal kerjasama kedua belah pihak kemudian dituangkan dalam bentuk Letter of Intent (LoI) yang berpotensi berkembang menjadi kemitraan strategis.

Direktur Jenderal Pelatihan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kiki Yuliati mengatakan, sebanyak 715 LoI diterima dalam acara business match yang berlangsung selama empat jam tersebut. Perusahaan dagang yang mengikuti Business Matching terdiri dari berbagai sektor.

BACA JUGA: Kemendikbud: Semester II 2024/2025 Semua program studi menggunakan sertifikat profesi berpenomoran nasional.

Hal ini mencakup makanan dan minuman, fesyen dan asesoris, rambut dan kecantikan, teknologi informasi dan gadget, seni, kerajinan tangan dan barang antik, department store, supermarket, peralatan rumah tangga, serta toko furnitur dan convenience store.

Sementara jumlah satuan pendidikan vokasi yang beroperasi sebanyak 150 lembaga, meliputi 144 SMK dan enam SMK.

BACA JUGA: Kemendikbud Dukung Penuh Film Biopik Ki Hajar Devantara

Unit pelatihan vokasi ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu yang memiliki program pelatihan atau keterampilan terkait perdagangan.

“Untuk berkolaborasi, pendidikan vokasi tidak hanya harus menunggu, tapi juga harus hadir di DUDI,” kata CEO Kiki, Jumat (10/5).

Kemitraan bisnis merupakan peluang untuk memperluas kemitraan, namun kali ini CEO Kiki mengingatkan kita untuk tidak berhenti pada satu MOU saja.

CEO Kiki mengapresiasi masyarakat dengan pendidikan vokasi merupakan konsumen ritel yang menunjang bisnis ritel.

Di sisi lain, pendidikan vokasi masih menghadapi kesulitan bagi mahasiswa pendidikan vokasi dalam memperoleh pengetahuan tentang budaya kerja, etos kerja, dan pola pikir kerja bisnis, sehingga diperlukan kerjasama dengan retail.

“Perdagangan dan pelatihan vokasi saling membutuhkan,” kata CEO Kiki.

Ketua Umum HIPPINDO Budiharjo Iduansyah mengatakan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan komitmen untuk mengintegrasikan pelatihan vokasi dengan kebutuhan industri.

Hal ini dapat menjadi langkah penting dalam memajukan sektor ritel sebagai lokomotif penggerak perekonomian mulai dari pertambangan hingga manufaktur dan sebagai lokomotif puncak di sektor perdagangan.

Melalui pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, program ini akan membantu menciptakan tenaga kerja yang siap memasuki industri ritel dan bersaing di pasar global.

“Ke depan, SDM kita juga bisa mendunia dan membantu kita membuka usaha di luar negeri. Ini merupakan langkah penting menuju visi Indonesia sebagai pusat perdagangan regional dan global,” tambah Budihardjo.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan PCC antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan PT Mitra Akademi Perkasa (anak perusahaan MAP Group).

Direktur PT Mitra Akademi Perkasa Handaka Santosa menjelaskan MAP Group sangat antusias mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Oleh karena itu, melalui MAP Retail Academy, kami bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam upaya bersama meningkatkan kualitas lulusan vokasi siap kerja di seluruh Indonesia, jelasnya.

Plt. Direktur Mitras DUDI Uuf Brajawidagda mengatakan kerjasama ini merupakan peluang berharga yang membuka potensi besar bagi perkembangan industri pendidikan dan bisnis di Indonesia.

“Melalui kolaborasi ini, kita dapat saling memperkuat dalam hal berbagi pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik di industri yang berkembang pesat,” lanjut Ouf.

Terdapat 29 perusahaan yang mengikuti Business Matching yaitu PT Kurnia Ciptamoda Gemilang, PT Hero Supermarket Tbk., PT Eka Bogainti, PT AEON Indonesia, PT. Mitra Adi Perkasa, PT Daya Intiguna Yasa, PT Bumi Berka Boga, PT Eka Bogainti, PT Global Retail Digital, PT Warna Mahardhika, PT Buccheri Indonesia.

Kemudian, PT Indomarco Prismatama, PT Inti Citra Agung, PT Supra Boga Lestari, Tbk., PT Fast Retailing Indonesia, PT Erajaya Group, PT Boga Group, PT Griya Mie Sejati, PT Primafood International, Tbk., PT Citra Rasa Betawi, PT kelompok Jiva.

Disusul PT Kiddycuts Pratama Indonesia, PT Fajar Mitra Indah Kawan Lama Group, PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk., PT Elektronik City Indonesia, Tbk., PT Wiryamanta Sadina, PT Pan Brother dan IDDC Kementerian Perdagangan. (esi/japnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *