saranginews.com, JAKARTA – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 61 Jakarta menggelar festival pendidikan keselamatan sosial bertajuk ‘Social Fest’.
Kegiatan yang dibuka resmi oleh Kepala SMAN 61 Jakarta, Sri Mulyanti bersama Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Agus Suprapt, merupakan puncak dari rangkaian uji coba inklusi jaminan sosial dalam bidang pendidikan. melalui Modul Proyek Penguatan Profil Siswa Pancasila (P5).
BACA JUGA: Penghargaan Paritrana BPJS Ketenagakerjaan dimulai dari tahap wawancara, berikut daftar calonnya
Dalam kesempatan itu, Agus menekankan perlunya membangun pemahaman tentang jaminan sosial sejak dini melalui pendidikan dasar dan menengah.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko sosial ekonomi yang mungkin terjadi dalam kehidupan mereka.
BACA JUGA: BPJS Ketenagakerjaan mengapresiasi kepedulian DAIKIN terhadap pekerja rentan
“Konten jaminan sosial Proyek Penguatan Profil Siswa Pancasila merupakan bagian dari fungsi DJSN agar dapat diimplementasikan dalam ekosistem pendidikan nasional,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Jumat (10/5).
Ia juga secara khusus mengapresiasi SMAN 61 Jakarta yang berhasil menjadi pionir di tingkat nasional.
BACA JUGA: Pegawai BPJS Gercep berikan santunan kepada korban ledakan smelter Morowali
Agus berharap para mahasiswa nantinya dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perlindungan jaminan sosial.
“Saya ucapkan selamat kepada SMA 61 yang pertama kali menerapkan P5, tidak hanya di tingkat Jakarta, tapi juga di tingkat nasional. “Rekan-rekan mahasiswa ini mampu menjadi agen atau tameng bagi BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan karena pemahamannya yang luar biasa,” kata Agus.
Kepala SMAN 61 Jakarta, Sri Mulyanti, merasa senang sekolahnya mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak hingga menyukseskan program percontohan pemerintah tersebut.
Di sisi lain, kata Sri Mulyanti, pihaknya juga ingin para pelajar yang nantinya akan memasuki dunia kerja dapat membekali diri dengan informasi yang memadai tentang jaminan sosial sehingga dapat bekerja dengan aman dan memiliki hari tua yang sejahtera.
“Saya atas nama keluarga besar SMA 61 Jakarta mengucapkan banyak terima kasih atas kerja sama dan dukungan DJSN, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Sri Mulyanti menilai penting untuk mendidik anak tentang jaminan sosial sejak dini, karena dengan memahami ilmu tersebut, mereka pasti akan memiliki bekal untuk masa depan mereka.
Apalagi setelah lulus mereka akan bekerja, jadi pasti membutuhkan BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan, kata Sri Mulyanti.
Antusiasme siswa yang mengikuti proyek ini juga sangat besar.
Melalui karyanya, Anindya yang merupakan siswi kelas 10 SD ini mengatakan, penting bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya untuk mempersiapkan keuangan untuk masa depan sejak dini.
“Sangat penting bagi pelajar untuk mengetahui tentang jaminan sosial karena seperti kita ketahui, jaminan sosial berguna untuk mempersiapkan masa depan kita karena kita akan menjadi pekerja berbayar dan tidak berbayar,” kata Anindya.
Ia meyakinkan, jaminan sosial penting untuk mempersiapkan keuangan keluarga di masa depan.
Seperti diketahui, masuknya jaminan sosial dalam pendidikan digagas melalui Modul Proyek Pancasila pertama untuk penguatan profil peserta didik pada Desember 2023.
Modul ini merupakan kelanjutan dari implementasi Inpres no. 2 Tahun 2021 Sehubungan dengan Optimalisasi Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Inpres No. 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 2023 tentang Peta Jalan Jaminan Sosial 2023-2024.
Melalui modul yang bertemakan ‘Gaya hidup berkelanjutan dengan tema Jaminan Sosial untuk masa depan yang lebih cerah’, kami berharap mampu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan sejak dini, meningkatkan literasi jaminan sosial di kalangan pelajar.
Kemudian menciptakan kesadaran yang lebih luas akan pentingnya jaminan sosial, serta mengembangkan karakter profil mahasiswa yang sesuai dengan dimensi Pancasila.
Tidak hanya melalui modul, mahasiswa juga diajak mengunjungi berbagai cabang BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan untuk melihat sendiri keseluruhan proses bisnis, mulai dari pendaftaran kepesertaan hingga pengajuan manfaat.
Secara terpisah, Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia BPJS Ketenagakerjaan Abdur Rahman Irsyadi berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan melanjutkan kerja baik ini agar pegawai dapat bekerja di masa depan tanpa merasa cemas.
Sebab, bersama dengan perlindungan sosial, seluruh risiko pekerjaan ditanggung negara melalui BPJS Ketenagakerjaan.
“Ini merupakan langkah awal yang baik dalam upaya peningkatan literasi kesejahteraan sosial sejak dini,” kata Abdur.
Kami berharap modul ini dapat diterapkan secara komprehensif di sekolah menengah atas seluruh Indonesia.
“Agar semakin banyak generasi muda yang memahami pentingnya jaminan sosial, maka cakupan universal akan segera tercapai,” kata Abdur (mrk/jpnn).