Situs Srigading, Kisah Mistis dan Isyarat dari Bukit Samping Masjid

saranginews.com – Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, terdapat sebuah situs bersejarah bernama Srigading. Ada cerita misterius dibalik ditemukannya tempat yang dulunya dikira hanya sebuah bukit

Rideau Abdullah Akbar, Malang

Baca Juga: Rumah Nasi Bu Ehr dan Cita Rasa Keluarga Bong Karno

Kepala asli di Dusun Mangis, Desa Srigiding, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dianggap sebagai tanah bersama. Tempat ini terletak di tengah perkebunan tebu

Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai tempat ini dari Kota Malang Sekelompok warga dan sejarawan masih aktif

Baca Juga: Kisah Condet, Migrasi Keturunan Arab dan Inspirasi Perlawanan Juara

Suryadi adalah pencipta situs tersebut Warga Desa Calirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang ini memperoleh sebidang tanah yang menjadi situs bersejarah pada tahun 1986.

Saat saya temui di saranginews.com baru-baru ini, beliau mengatakan bahwa ketika saya melihat candi ini (Mound, Red.) pada tahun 1986, saya masih lajang, berusia 28 tahun.

Baca Juga: Spektakuler di Wonagon Saat Tembok Semeru

“Dia menerima penghargaan tersebut sebelum menerima koleksinya,” kata Surya.

Saat itu saya sedang berada di atas bukit sebelah masjid dan saya melihat dari ketinggian ada cahaya di area tersebut, padahal tidak ada cahaya, kata seorang Sundayi.

Saat mengunjungi koleksi tersebut pada tahun 1986, Sundi tidak sendirian. Seorang teman bernama Mustakin juga ikut bersamanya.

Pak Sur – sapaan akrabnya – meyakini candi ini adalah situs candi Hal ini dikarenakan batu bata yang ada di tumpukan tersebut berukuran besar, tebal dan jarang terlihat di tempat lain

Dia berkata kepada Matahari yang sedang berkeliaran di sekitar area tersebut. Lokasi rumah tidak jauh dari sejarah, sekitar 45 menit berjalan kaki atau 10 menit bersepeda.

Kini, Surdy berharap situs Shredding bisa dikembangkan dan menjadi referensi sejarah. Dengan demikian, situs tersebut tetap berkesan dari generasi ke generasi

Katanya, “Aku berdiri di samping dan membakar dupa untuk menghormati Yang Maha Kuasa dan menghormati leluhurku. Kumpulan tanah ini dibakar pada hari Jumat Kliwon dan malam-malam lainnya.”

Viskosono Dwi Nagroho, ketua tim penggalian Shregading, membenarkan bahwa situs tersebut memang sebuah candi. Setelah hampir seminggu melakukan penyaringan dan analisis, Dwi dan tim membenarkannya

“Kami berhasil mengidentifikasi profil candi sisi barat yang berukuran delapan kali delapan meter,” ujarnya.

Peneliti Balai Pelestarian Peninggalan Budaya (BPCB) Jawa Timur mengatakan timnya juga menemukan teras ruangan candi. Dulu, Dwi mengatakan, ada bagian tubuh dan atap candi yang roboh hingga menutupi profil utamanya.

Dwive menjelaskan, candi tersebut memiliki kualitas Sivaistik. Pada tahun 1986 terdapat gambar di bukit tanah yang menjadi Yoni, Nandi, Durga, Durakapala.

Ia menduga candi tersebut ada kaitannya dengan prasasti Linggusutan yang ditulis pada tahun 929 SM.

Teks ini berisi informasi tentang Mpu Sendok yang menyetujui permintaan Rakaihujong untuk pembebasan pajak bagi desa Linggasutan untuk membangun Gereja Batara Walandit.

(“Ini rumah keramat Batara Valandit? Nanti kita selidiki lagi” ucapnya (jpnn) Yuk tonton juga video ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *